Beragam Mitos Susu

susu

Seperti yang telah dibahas pada artikel sebelumnya (www.lagizi.com/exclusive-segalanya-tentang-susu), susu memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Akan tetapi, masih banyak masyarakat yang menghindari susu karena berbagai isu yang beredar. Tim ahli Lagizi akan meluruskannya untuk Anda.

Berikut beberapa mitos atau fakta terkait susu:

  • Susu skim adalah pilihan sehat?

Banyak masyarakat yang beralih ke susu skim karena diangggap lebih sehat. Susu skim merupakan  susu yang telah dihilangkan kandungan lemaknya. Lemak pada susu dianggap sebagai pemicu kolesterol dan kegemukan sehingga banyak dihindari.

Padahal tubuh membutuhkan lemak untuk melarutkan beberapa vitamin yang dibutuhkan, seperti vitamin A, D, E, dan K. Sehingga tidak ada salahnya mengonsumsi whole milk karena lemak yang terkandung didalamnya bermanfaat bagi tubuh. Selain itu, selisih kalorinya juga tidaklah besar.

 

  • Lemak susu memicu kolesterol dan kegemukan?

susu obes

Susu murni (whole milk) memang mengandung lemak tetapi tidaklah tinggi, yaitu minimal 3,5%. Lemak pada susu tidak memicu kolesterol. Hanya 35% lemak susu yang menaikkan kadar kolesterol HDL, sisanya tidak berdampak buruk, seperti CLA (conjugated linolenic acid) yang justru dapat mencegah kegemukan/obesitas.

Yang perlu diketahui adalah kegemukan akan terjadi apabila energi yang masuk melebihi energi yang keluar (kalori in > kalori out), jadi bukan karena asupan lemak yang terkandung pada susu. Justru yang seringkali menyebabkan kegemukan adalah kandungan gula yang cukup tinggi yang saat ini banyak ditambahkan pada produk susu.

 

  • Mengonsumsi susu berlebihan dapat membuat ginjal rusak

Hal ini tergantung pada kondisi ginjal seseorang. Apabila terdapat batu ginjal, konsumsi makanan yang dapat meningkatkan produksi batu ginjal tersebut harus dibatasi. Apabila penyebabnya batu kalsium, maka konsumsi kalsium, seperti yang terdapat pada susu sebaiknya dibatasi. Akan tetapi kebutuhan kalsium tetap harus terpenuhi. Penderita penyakit ginjal yang tidak berhubungan dengan batu kalsium masih dapat mengonsumsi susu dan lebih memperhatikan pola makan harian.

Apabila tidak terdapat masalah pada ginjal, konsumsi susu tidak membuat ginjal rusak seperti yang ditakutkan selama ini.

  • Minum susu harus disertai berjemur di bawah sinar matahari?

Sinar matahari berfungsi untuk mengubah pro-vitamin D dalam tubuh menjadi vitamin D. Vitamin D dapat membantu penyerapan kalsium di dalam usus. Namun bukan berarti minum susu harus sambil berjemur. Selain dari sinar matahari, vitamin D juga terdapat pada ikan salmon, sarden, hati ayam, udang, telur, keju, tiram, dan mentega.

  • Orang dewasa tidak perlu mengonsumsi susu?

susu human-milk-1

Sebenarnya orang dewasa tetap membutuhkan kalsium untuk menjaga tulang tetap sehat dan mencegah terjadinya osteoporosis. Adapun kebutuhan kalsium harian orang dewasa yang berusia di atas 30 tahun adalah sebesar 1000 mg. Kekurangan kalsium pada saat dewasa akan membuat tubuh mengambilnya dari tulang, sehingga dapat mempercepat proses pengeroposan tulang.

 

  • Susu sapi menyebabkan osteoporosis?

Saat ini beredar isu bahwa susu sapi dapat mengakibatkan osteoporosis. Hal ini diperkuat oleh beberapa oknum praktisi kesehatan yang menyatakan bahwa untuk menyerap kalsium diperlukan magnesium dengan perbandingan 1:4. Pada susu sapi tidak mengandung cukup magnesium, sehingga kalsium tidak dapat diserap optimal dalam tubuh. Klaimnya kalsium yang tidak terserap akan ‘mengotori’ darah yang akan menimbulkan masalah instan maupun akumulatif. Bahkan untuk menetralisir kalsium tersebut, tubuh menggunakan cadangan kalsium yang ada didalam tulang sehingga menyebabkan osteoporosis.

Penelitian yang dilakukan oleh USDA Human Nutrition Research menemukan bahwa konsumsi protein yang tinggi justru berhubungan dengan massa tulang yang kuat. Selain itu, suatu penelitian terbaru yang mengambil sample para gadis remaja menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi susu memiliki massa tulang yang jauh lebih tinggi dibandingkan remaja yang tidak minum susu.

  • Susu dapat menyebabkan diare

Untuk sebagian orang, susu memang dapat menyebabkan diare. Namun kondisi ini hanya terjadi pada penderita intoleransi laktosa yang tidak mampu memproduksi enzim laktase sehingga tidak dapat  mencerna laktosa yang terdapat pada susu.

Untuk mencegah diare, penderita intoleransi laktosa dapat mengonsumsi produk olahan susu lainnya seperti yoghurt dan keju. Pada yoghurt terdapat bakteri yang berperan mengubah laktosa sehingga tubuh tidak perlu memecah laktosa dan tidak mengakibatkan diare.

 

Semoga bermanfaat

Writer     : Novia Akmaliyah, S.Gz

Editor & Proofreader : Jansen Ongko, MS.c, RD

Referensi:

  • Danvy FW. 2005. Acne and milk, the diet myth, and beyond. J Am Acad Dermatol. 52 (2): 360-2
  • http://lspr.edu/studentleague/?project=mitos-susu-sapi
  • http://tabloidnova.com/Kesehatan/Diet/Susu-Bikin-Tinggi-Dan-Tidur-Nyenyak-Simak-9-Mitos-Fakta-Seputar-Susu
  • http://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/calcium-full-story/
  • https://m.tempo.co/read/news/2011/03/01/060316847/5-mitos-fakta-seputar-susu
  • Scrimshaw NS, Murray E. 1988. Lactose toleranc and milk consumption: myths and realities. Arch Latinoam Nutr. 38 (3): 543-67
  • Wanjek C. 2009. The milk myth: what a body really needs. [tersedia pada: http://www.livescience.com/9682-milk-myth-body.html]