Binge Eating: Saat Nafsu Makan Jadi Masalah

Eating-Disorder-6

Jika Anda atau ada anggota keluarga yang sering mengalami kalap atau makan secara berlebihan secara sembunyi-sembunyi, bisa jadi oleh karena ‘Binge Eating Disorder‘. Binge eating disorder  (BED) merupakan salah satu gangguan perilaku konsumsi dimana penderitanya memiliki kebiasaan sering makan dalam porsi yang sangat berlebihan tanpa bisa mengontrol atau menghentikannya walaupun sudah merasa kenyang. Bagi mereka yang mengalaminya lebih rentan kelebihan berat badan atau kegemukan, karena penelitian menunjukkan sebanyak dua pertiga penderita BED umumnya masuk dalam kategori obesitas.

Penyebab gangguan ini belum diketahui secara pasti, namun masalah psikologis, diet, faktor biologis, & riwayat keluarga adalah faktor yang diindikasi sebagai pemicunya. Binge eating yang terjadi akibat gangguan biologis misalnya terjadi karena keabnormalan pada hipotalamus, bagian dari otak yang bertugas mengontrol nafsu makan. Gangguan ini membuat hubungan perut dan otak tidak bekerja dengan benar ketika berkaitan dengan respon lapar dan kenyang. Selain itu, kekurangan kadar serotonin dalam otak juga terindikasi dapat menyebabkan gangguan serupa.

Di samping faktor biologis, stress juga merupakan pemicu utama binge eating. Penelitian menunjukkan depresi dan binge eating memiliki hubungan yang kuat. Banyak penderita binge eating tidak dapat mengontrol atau tidak bisa menunjukkan emosinya. Contoh emosi yang umumnya menjadi penyebab binge eating adalah rasa tidak percaya diri, kesepian, sedih, stress, cemas, takut, marah, kecewa, dan bosan. Setelah makan secara berlebih, penderita binge eating akan merasa sangat bersalah telah melakukannya tetapi akan mengulanginya kembali walaupun mereka sudah berusaha habis-habisan untuk menahannya.

Gejala Binge Eating Disorder

Penderita BED umumnya memiliki gejala sebagai berikut:

  • Gejala fisik: Berat badan naik
  • Gejala perilaku: Mengonsumsi makanan dalam jumlah besar dengan cepat, menjadi pendiam, sering makan sendirian, makan diam-diam atau sembunyi, tetap makan walau sudah kenyang atau saat tidak lapar sekalipun.
  • Gejala psikologis: depresi dan merasa tidak mampu mengontrol nafsu makan, mood berubah-ubah, emosional, merasa bersalah setelah makan.

Komplikasi

Beberapa komplikasi kesehatan dapat muncul akibat kelebihan berat badan yang disebabkan oleh gangguan perilaku konsumsi ini. Adapun komplikasi lain bisa terjadi karena kebiasaan menerapkan diet yo-yo yang tidak sehat. Selain karena sering makan dalam jumlah besar, kelebihan berat badan pada penderita ini dapat dipicu karena pemilihan makanan yang tidak sehat seperti makanan cepat saji. Di samping obesitas, pola makan yang buruk dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan kronis lainnya.

Ada beberapa komplikasi kesehatan yang berhubungan erat dengan perilaku konsumsi ini, diantaranya:

  • Obesitas
  • Insomnia
  • Diabetes tipe 2
  • Tekanan darah tinggi
  • Penyakit kandung empedu
  • Masalah pencernaan
  • Kolesterol tinggi
  • Kanker
  • Sakit jantung
  • Nyeri otot
  • Nyeri sendi
  • Dst

Cara Mengatasi Binge Eating Disorder

Untuk mengatasi gangguan BED seringkali tidak dapat dilakukan sendiri, melainkan butuh dukungan dari keluarga, lingkungan atau bantuan tenaga ahli. Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mengatasi Binge Eating Disorder yaitu:

  • Konsisten

Apabila menggunakan jasa tenaga ahli, jaga konsistensi program perawatan yang sedang dijalankan. Jangan lewatkan sesi pertemuan dan ikuti anjuran yang disarankan.

  • Hindari diet

Sering menerapkan program diet tertentu dapat memperbesar risiko untuk mengalami gangguan ini. Hal yang perlu dilakukan adalah menerapkan gaya hidup sehat di kehidupan sehari-hari, bukan mencari metode diet yang diklaim paling efektif.

  • Sarapan

Kebanyakan orang yang mengalami gangguan binge eating seringkali melewatkan sarapan. Rutin sarapan dapat membantu mencegah untuk makan makanan tinggi kalori di waktu atau jam makan berikutnya.

  • Penuhi kebutuhan gizi yang tepat

Asupan gizi yang tidak mencukupi kebutuhan tubuh dapat menyebabkan respon yang tidak diinginkan seperti rasa lapar berlebihan.

  • Melakukan aktivitas fisik

Aktivitas fisik seperti olahraga sangatlah penting untuk dilakukan. Lakukan olahraga minimal 2-3 kali setiap minggu. Sebaiknya konsultasikan kepada ahlinya terlebih dahulu mengenai jenis aktivitas fisik atau olahraga yang tepat, khususnya apabila memiliki masalah kesehatan yang berhubungan dengan kelebihan berat badan.

Kesimpulan

Binge Eating Disorder juga merupakan gangguan perilaku konsumsi serius yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Apabila tidak segera ditangani, binge eating dapat menyebabkan mulnutrisi akut atau berkembang menjadi bulimia nervosa atau anorexia nervosa.

Writer  : Novia Akmaliyah, S.Gz

Editor & Proofreader: Jansen Ongko, MS.c, RD

Referensi:

  • 2013. Binge Eating: Apa Penyebabnya?. [tersedia pada: http://www.vemale.com/topik/diet-dan-fitness/33882-binge-eating-apa-penyebabnya.html]. diakses pada 27 Desember 2015.
  • Ekern J. 2014. Binge Eating Disorder: Causes, Symptoms, Signs & Treatment Help. [tersedia pada: http://www.eatingdisorderhope.com/information/binge-eating-disorder]. diakses pada 27 Desember 2015.
  • Hudson JI, Hiripi E, Pope HG. 2007. The prevalence and correlates of eating disorders in the National Comorbidity Survey Replication. Biol. Psychiatry. 348–358.
  • Kay J, Tasman A, 2006. Essentials of Psychiatry. Wiley Interscience
  • Swanson SA, Crow SJ, Le Grange D, Swendsen J, Merikangas KR. 2011. Prevalence and correlates of eating disorders in adolescents. Results from the national comorbidity survey replication adolescent supplement. Archives of General Psychiatry ;68(7):714–723.