Waspada! Ancaman Food Additive Ada Di Sekitar Kita

Makanan yang mengalami proses pengolahan, penyimpanan, atau pengemasan seringkali ditambahkan dengan bahan tambahan atau yang dikenal food additive. Food additive ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dengan tujuan untuk memperbaiki penambakan, cita rasa, tekstur, flavor, dan memperpanjang daya simpan makanan.

Sumber: www.schwartzlabs.com

Ada 48% bahan-bahan berbahaya yang berasal dari food additive pada makanan jajanan anak SD. Zat yang paling sering ditemukan adalah natrium tetraborat (boraks), formaldehid (formalin), kalium klorat, rhodamin B, methanyl yellow, kalsium bromat, asam borat siklamat, sakarin, dan pemanis buatan. Pemakaian zat tambahan pada jajanan anak seringkali melebihi batas yang sudah ditetapkan pemerintah. Biasanya makanan yang mengandung formalin dan boraks diantaranya lontong, mie basah, tahu, sosis, bakso atau makanan gorengan. Selain bahan makanan tambahan, kualitas kehigenisan pada jajanan anak sekolah juga masih perlu perhatian.

Dari sekian banyak jajanan anak sekolah, minuman es merupakan jajanan yang paling banyak mengandung zat berbahaya. Jajanan es, biasanya menggunakan sumber air yg tidak layak, artifical sweeter, dan pewarna.

Berikut ini merupakan beberapa jenis food additive yang ada di sekitar kita:

  1. Penguat rasa: MSG/vetsin, asam cuka, benzaldehida, amil asetat
  2. Pemanis: sakarin, siklamat, dulsin, sorbitol, aspartam
  3. Pengawet: natrium benzoat, natrium sitrat, asam sorbat
  4. Pewarna: tartrazin, karmoisin (merah), brilliant blue. (pewarna alami: kunyit, daun pandan, daun suji, coklat, wortel)
  5. Pengental: pati, gelatin, dan gum
  6. Pengemulsi: lesitin pada kuning telur
  7. Dan lain-lain, seperti antioksidan (BHA, BHT, tokoferol), pemutih (hidrogen peroksida, benzoil peroksida), pengatur keasaman (natrium sulfat, asam laktat)

Sumber: www.choice.com.au

Food additive boleh digunakan dalam dosis tertentu. Penggunaan food additive yang berlebihan akan menyebabkan masalah kesehatan. Efek food additive memang tidak akan terlihat dalam jangka waktu dekat, akan tetapi baru terlihat dalam jangka waktu yang lama. Masalah kesehatan yang dapat timbul akibat konsumsi food additive yang berlebihan antara lain:

  1. Gangguan sistem saraf
  2. Kanker
  3. Kerusakan ginjal dan hati
  4. Dan lain-lain

Beberapa food additive yang dapat menyebabkan masalah kesehatan antara lain sebagai berikut:

  1. Artificial sweeter
    1. Aspartam dipercaya mengandung karsinogenik dan neurotoxic.
    2. High Fructose Corn Syrup (HFCS) dapat meningkatkan LDL, selain itu terlibat dalam diabetes, dan kerusakan jaringan.
  2. Pewarna makanan (seperti metanil yellow, rhodamin B), dapat menyebabkan masalah kebiasaan buruk pada anak (memicu hiperaktif pada anak) dan menurunkan IQ.
  3. Sodim nitrat, yang ditemukan pada daging olahan dapat memicu karsinogenik.
  4. Butylated hydroxyanisole (BHA), biasanya pada daging babi, sosis, minyak sayur, pizza. Dapat menyebabkan penyakit hati dan memicu kanker.
  5. Formalin, dapat menyebabkan penyakit kanker paru, penyakit jantung, gangguan pencernaan dan merusak sistem saraf.
  6. Boraks, dapat menyebabkan mual, muntah, diare, kerusakan ginjal, gangguan otak dan hati.

Solusi yang dapat digunakan untuk mencegah efek berbahaya dari food additive adalah sebagai berikut:

  • Gunakan bahan-bahan alami untuk bumbu masakan. Indonesia kaya akan rempah-rempah yang dapat meningkatkan cita rasa, seperti penguat rasa alami pada cengkeh, pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar.
  • Gunakan food additive sesuai anjuran (tidak berlebihan).
  • Hindari makanan berwarna mencolok dan berbeda dengan aslinya (seperti es, mi, snack, dan kerupuk).
  • Hindari makanan yang memiliki rasa terlalu tajam, misalnya sangat gurih atau sangat manis.
  • Perhatikan kualitas makanan, termasuk tingkat kesegaran makanan.
  • Baui aromanya
  • Amati komposisi dan kemasannya.
  • Mengurangi konsumsi makanan siap saji/makanan instan.
  • Meningkatkan konsumsi buah dan sayur.
  • Membiasakan anak sarapan di rumah juga dapat menjadi solusi pencegahannya.