Gizi Anak

Asupan gizi yang baik, terutama pada balita, akan membuat daya tahan tubuh kuat sehingga dapat mencegah balita terserang penyakit. Balita merupakan fase yang rawan mengalami masalah gizi, baik gizi kurang maupun gizi lebih.

Terdapat korelasi yang kuat antara asupan gizi saat balita sampai dengan beranjak dewasa. Kekurangan gizi pada masa janin menyebabkan bayi lahir kecil atau berat lahir menjadi rendah, apabila berlanjut akan mangakibatkan pendek pada usia remaja akibat tidak bertumbuh optimal. Kurang gizi juga berpengaruh pada rendahnya kemampuan kognitif atau berpikir sehingga prestasi sekolah dan keberhasilan dalam mengenyam pendidikan terganggu. Kurang baiknya asupan gizi pada usia dibawah 2 tahun, juga akan menurunkan produktivitas pada usia dewasa, sehingga menyebabkan rendahnya pendapatan dan daya beli mereka.

Kurang gizi berpotensi menjadi penyebab kemiskinan melalui rendahnya kualitas sumber daya manusia dan produktivitas. Selain itu, kekurangan gizi menurunkan daya tahan, meningkatkan potensi sakit dan kematian Balita dan berkontribusi terhadap Umur Harapan Hidup.Apabila masalah gizi buruk tidak dikelola dengan baik, pada fase akutnya akan mengancam jiwa dan pada jangka panjang akan menjadi ancaman hilangnya sebuah generasi penerus bangsa yang berkualitas.

bayi1000days

 

Untuk mengatasi gizi buruk, saat ini pemerintah bekerja sama dengan organisasi profesi dan organisasi masyarakat membentuk program 1.000 hari pertama kehidupan (1000 HPK). Siklus 1000 HPK dimulai sejak masa kehamilan selama 9 bulan (270 hari) hingga masa kehidupan pertama bayi selama 2 tahun (730 hari).

Mengapa 1000 hari pertama ini sangatlah menentukan kualitas kehidupannya di masa mendatang?

Di dalam kandungan, janin akan tumbuh dan berkembang melalui pertambahan berat dan panjang badan, perkembangan otak serta organ-organ lainnya seperti jantung, hati, dan ginjal.Pada saat dilahirkan, sebagian besar perubahan tersebut menetap atau selesai, kecuali beberapa fungsi, yaitu perkembangan otak dan imunitas, yang berlanjut sampai beberapa tahun pertama kehidupan bayi. Itu lah mengapa kekurangan gizi sejak dalam kandungan dan periode awal kehidupannya akan berdampak besar pada tumbuh kembangnya dalam jangka waktu yang panjang. Dampak besar tersebut diantaranya adalah tidak optimalnya perkembangan sel otak dan organ tubuh lainnya, sehingga di kemudian hari anak akan tumbuh menjadi anak yang stunting (tidak tumbuh optimal), kemampuan kognitif yang lemah serta berisiko terkena penyakit tidak menular seperti anemia, hipertensi, diabetes dan lain-lain.

masalah-gizi-menurut-siklus-kehidupan-n (1)

 

 

Masalah kekurangan nutrisi sejak 1000 hari pertama kehidupan ini jika dijabarkan dalam sebuah siklus adalah:

 

Beberapa cara untuk mencegah terjadinya gizi buruk pada anak antara lain:Kurang gizi pada masa pra-hamil dan hamil akan berdampak pada lahirnya anak yang BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah), anak BBLR jika tidak tercukupi gizinya maka akan mengalami sejumlah gangguan pertumbuhan. Jika anak tersebut seorang wanita, maka di kemudian hari ia akan tumbuh menjadi remaja yang memiliki berat badan dan tinggi badan yang di bawah normal. Sehingga kelak jika anak wanita tersebut hamil maka ia berpeluang untuk melahirkan anak yang BBLR kembali.

 

  1. Memberikan ASI Ekslusif sampai anak berumur 6 bulan. Setelah itu, anak mulai dikenalkan dengan makanan tambahan sebagai pendamping ASI yang sesuai dengan tingkatan umur, lalu disapih setelah berumur 2 tahun.
  2. Anak diberikan makanan yang bervariasi, yaitu seimbang antara kandungan protein, lemak, vitamin dan mineralnya dari sumber beragam.
  3. Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program Posyandu. Cermati apakah pertumbuhan anak sesuai dengan standar di atas. Jika tidak sesuai, segera konsultasikan hal tersebut.
  4. Jika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa ditanyakan kepada ahli gizi pola dan jenis makanan yang harus diberikan setiap harinya.
  5. Jika anak telah menderita kekurangan gizi, maka segera tingkatkan asupan kalori dalam bentuk karbohidrat seperti nasi, jagung, umbi, singkong dan dalam bentuk lemak seperti kacang-kacangan. Sedangkan untuk proteinnya bisa dari susu, telur, daging, atau tahu dan tempe. Apabila dirasa perlu dan tidak yakin dapat menyediakan sumber makanan beragam, maka berikanlah suplemen mineral dan vitamin penting lainnya selama kurun waktu tertentu. Suplemen tidak boleh menggantikan asupan makanan pokok.

Itulah beberapa penanganan yang seringkali membuahkan hasil yang baik

Saat ini, anak cenderung menyukai es krim. Es krim adalah sebuah makanan beku yang dibuat dari produk susu, ditambahkan perasa dan pemanis. Dalam 100 gram es kirim umumnya mengandung 207 kkal, 11 gram lemak, 4 gram protein, dan 24 gram karbohidrat. Pemanis seperti gula yang ditambahkan pada es krim menyebabkan kalori es krim menjadi tinggi hingga gizinya tidak seimbang. Padahal kandungan kalsium pada es krim cukup tinggi, yaitu sekitar 13% dari kebutuhan harian anak.

Saat ini, anak cenderung menyukai es krim. Es krim adalah sebuah makanan beku yang dibuat dari produk susu, ditambahkan perasa dan pemanis. Dalam 100 gram es kirim umumnya mengandung 207 kkal, 11 gram lemak, 4 gram protein, dan 24 gram karbohidrat. Pemanis seperti gula yang ditambahkan pada es krim menyebabkan kalori es krim menjadi tinggi hingga gizinya tidak seimbang. Padahal kandungan kalsium pada es krim cukup tinggi, yaitu sekitar 13% dari kebutuhan harian anak.

usaha-es-krim

 

 

 Es krim boleh diberikan kepada anak asal tidak berlebihan, apalagi sampai menggantikan makanan utama. Es krim sebaiknya tidak diberikan menjelang jam makan anak, hal ini dikarenakan mengonsumsi makanan serba manis menjelang makan, justru menekan selera makan anak. Dengan begitu, asupan makanan anak untuk makanan utama akan berkurang. Apabila terjadi dalam waktu yang lama, dapat menyebabkan anak kekurangan gizi.

Es krim dapat diberikan pada anak apabila anak engggan minum susu, sehingga es krim dapat dijadikan pengganti susu. Namun jangan dibiasakan untuk mengganti susu dengan es krim, karena biar bagaimanapun kandungan kalori pada es krim cukup tinggi dan bukan berasal dari sumber yang baik. Pemberian es krim jangan sampai mendominasi dan menyingkirkan menu makanan utama anak.

Dikalangan balita, seringkali anak lebih suka mengonsumsi susu dibandingkan makan nasi. Padahal usia balita adalah masa peralihan makanan dari makanan pendamping ASI ke makanan orang dewasa. Konsumsi susu yang berlebihan pada anak terkadang membuat anak enggan makan nasi sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan fisik anak.

Untuk mengatasi anak yang susah makan, perhatikanlah hal-hal berikut:

  • Berikan makanan sedikit demi sedikit namun sering. Jangan paksakan anak makan makanan tertentu karena dapat membuatnya tidak menyukai makanan tersebut seumur hidup.
  • Libatkan anak untuk menyiapkan makanannya sendiri, sekaligus mengenalkan makanan yang dimakannya. Hal ini dikarenakan anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
  • Variasikan jenis makanan yang diberikan agar anak lebih bersemangat makan
  • Sajikan makanan semenarik mungkin, tidak hanya bentuk, tapi tekstur, rasa, aroma, dan warna.
  • Gunakan piring saji dengan bentuk yang menarik.
  • Ajaklah anak makan dengan pendekatan yang baik, gunakan nada suara lembut dan jelaskan pentingnya makan.
  • Ciptakan suasana makan yang menyenangkan, bisa dengan mendongeng, mendengarkan musik, atau mengajak makan bersama teman-temannya.
  • Mengontrol pemberian susu di antara jam makan.

Obesitas pada anak juga merupakan masalah penting yang harus diperhatikan karena berisiko terjadinya infeksi saluran pernafasan bagian bawah karena terbatasnya kapasitas paru-paru. Di samping itu dapat juga menyebabkan adanya sumbatan pada saluran pernafasan sehingga menyebabkan gangguan tidur, gejala penyakit jantung dan kadar oksigen dalam darah yang tidak normal.

 

 

 

 

 

 

Bahaya-Obesitas-Pada-Anak

 

 

Obesitas dapat mengakibatkan pergerakan anak menjadi lambat, kelainan pada tulang dan sendi. Obesitas dapat juga mempengaruhi faktor kejiwaan pada anak yakni sering merasa kurang percaya diri, apalagi kalau anak beranjak remaja dan mengalami obesitas biasanya menjadi pasif dan depresi.

Mencegah terjadinya obesitas jauh lebih baik daripada mengobati. Pencegahan harus dilakukan sedini mungkin dimulai sejak dari bayi yaitu dengan memberikan ASI eksklusif, kemudian pemberian makanan tambahan mulai setelah 6 bulan dan ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun. Tidak memberikan makanan/minuman tiap anak menangis, kecuali kalau yakin anak tersebut lapar.

Sedangkan pada anak yang telah mengalami kegemukan perlu dipantau sumber makanannya dan diukur berat badan serta tinggi badannya secara teratur. Aktivitas fisik sebaiknya dikenalkan sejak dini pada anak baik dengan cara bermain maupun berolahraga sehingga banyak energi dari lemak yang digunakan. Sedangkan untuk acara menonton televisi atau video games yang menjadi hobi anak-anak saat ini sebaiknya dipakai hanya sebagai selingan atau dibatasi kurang dari 2 jam per hari. Dengan cara ini diharapkan dapat menekan dampak buruk obesitas pada anak.