Kurus Belum Tentu Sehat

Sangat banyak perempuan mendambakan badan yang langsing atau kurus, baik tua maupun muda. Ada juga anggapan bahwa dengan memiliki tubuh kurus pasti lebih sehat dan cantik. Padahal pada kenyataannya sangat banyak perempuan yang berbadan kurus memiliki masalah kesehatan fisik dan psikologis. Dengan kata lain, tubuh kurus belum tentu menjadi jaminan tubuhnya sehat!

Salah satu pengukur tubuh yang umum selain timbangan berat badan adalah Body Mass Index (BMI). BMI adalah pengukur lemak tubuh yang dapat diketahui dengan menghitung berat dan tinggi tubuh secara bersamaan. BMI seseorang dikatakan normal bila berada pada kisaran 18,5-24,9. Sedangkan orang yang kelebihan berat badan memiliki BMI antara 25-29,9. Obesitas terjadi ketika BMI mencapai 30 dan selebihnya.

Rendahnya nilai BMI bukanlah indikator baiknya kondisi kesehatan karena BMI rendah juga tidak berarti bebas dari hipertensi dan kolesterol yang tidak normal. Dalam suatu penelitian, orang Asia dengan BMI 25 yang menderita hipertensi sudah mencapai sekitar 25,6%.

kurus

Orang yang tetap kurus meskipun hobi makan apapun dalam jumlah banyak dan jarang olahraga seringkali dianggap beruntung. Padahal, orang bertubuh kurus atau ramping juga bisa memiliki kadar lemak tubuh yang tinggi atau seringkali disebut Skinny Fat.

  • Menurut Jurnal Nutrition, Metabolism, & Cardiovascular Diseases, satu dari empat orang bertubuh kurus ternyata memiliki presentase lemak tubuh setara dengan orang yang kegemukan.
  • Journal of American Medical Association juga menyatakan bahwa satu dari empat orang yang berbadan kurus termasuk dalam pra-diabetes dan secara metabolik tergolong obesitas.
  • Salah satu studi terhadap remaja juga menemukan sekitar 37 persen remaja kurus saat ini memiliki satu atau lebih gejala pra-diabetes seperti tekanan darah tinggi, kadar glukosa tinggi, atau kolesterol tinggi.

Bagi yang tergolong skinny fat harus lebih berhati-hati terhadap kesehatannya karena cadangan lemak tubuhnya malah menumpuk di sekitar organ vital seperti jantung, hati, ginjal dan pankreas. Lemak ini dikenal dengan lemak viseral dan berhubungan erat dengan tingginya risiko penyakit kolesterol, tekanan darah tinggi dan masalah lainnya. Dalam kata lain, jenis lemak viseral adalah lemak yang paling berbahaya dan dapat meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes, penjakit jantung, stroke, hipertensi.

Skinny modelsa

Untuk mengetahui apakah tubuh seseorang sehat atau tidak, ada baiknya melakukan tes biomarker tubuh, meliputi tes gula darah, tes kolesterol lengkap, dan tes tekanan darah.

Patokan standar kondisi kesehatan

Patokan standar untuk mengetahui kondisi kesehatan, yaitu:

  • Kadar gula darah puasa (normal dibawah 100 mg/dl)
  • Kadar trigliserida (normal dibawah 100 mg/dl)
  • Kadar HDL (normal diatas 60 mg/dl)
  • Tekanan darah (normal di bawa 120/80 mmHg)

Lemak yang terlihat pada orang obesitas adalah lemak subkutan atau disingkat subq dan lemak yang tidak terlalu terlihat karena terdapat di sekitar organ disebut lemak viseral, atau biasa disebut dengan hidden killer. Lemak viseral dimetabolisme di hati dan diubah menjadi kolesterol. Kolesterol kemudian dialirkan melalui darah dan dapat berpotensi berkumpul di pembuluh arteri apabila terlalu banyak, sehingga menyebabkan sakit jantung dan tekanan darah tinggi.

Kurangnya aktivitas fisik merupakan faktor utama tingginya lemak viseral seseorang. Apabila tubuh jarang bergerak, metabolisme lemak dalam tubuh tidak akan optimal. Mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh seperti gorengan dan minum-minuman beralkohol tinggi juga terbukti meningkatkan kadar lemak viseral tubuh.

Apabila Anda termasuk golongan skinny fat, sebaiknya jangan diam saja. Lakukan perubahan gaya hidup untuk mendapatkan tubuh yang sehat guna mencegah penyakit dikemudian hari.

Kesimpulan

Apapun bentuk tubuh yang Anda miliki saat ini, gaya hidup sehat adalah suatu kewajiban yang harus dijalani oleh siapa saja. Baik gemuk maupun kurus, semua bentuk tubuh memiliki masalahnya masing-masing apabila tidak dijaga dengan baik.