Adakah keluarga atau teman Anda yang menderita tekanan darah tinggi? Kondisi kesehatan ini cukup berbahaya apabila dibiarkan tanpa penanganan terutama pola makan yang baik. Simak artikel ini apabila Anda ingin mengetahui apa yang harus dilakukan untuk membantu mereka yang mengalami tekanan darah tinggi.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi dimana tekanan pada darah terhadap dinding arteri sangat tinggi sehingga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Tekanan darah ini ditentukan oleh kemampuan jumlah darah yang dipompa oleh jantung dan jumlah resistensinya terhadap aliran darah di pembuluh arteri. Semakin banyak darah dipompa jantung dan pembuluh arteri yang sempit, maka semakin tinggi tekanan darah seseorang.
Tekanan darah tinggi dapat terjadi tanpa gejala apapun. Bahkan tanpa gejala, kerusakan pembuluh darah dan jantung dapat dideteksi. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko kondisi kesehatan ke tingkat yang lebih serius, contohnya seperti serangan jantung dan stroke. Walau begitu, hipertensi dapat dicegah dan ditangani sedini mungkin.
Kesalahpahaman Tentang Hipertensi
Kesalahpahaman tentang hipertensi sering mengakibatkan pengidap hipertensi tidak mendapat pengobatan dan perawatan yang memadai. Berikut ini adalah beberapa kesalahpahaman yang sering terjadi d`i masyarakat mengenai hipertensi:
- Hemoglobin identik dengan tekanan darah
Masyarakat sering menganggap bahwa kadar hemoglobin rendah menunjukkan adanya hipertensi, padahal hemoglobin berbeda dengan tekanan darah. Jika dikaitkan dengan hemoglobin, tingginya tekanan darah sebenarnya merupakan kompensasi dari rendahnya hemoglobin.
- Pusing/sakit kepala berarti tekanan darah naik
Hipertensi tidak selalu disertai dengan sakit kepala/pusing.
Untuk mengetahui seseorang terkena hipertensi atau tidak, perlu dilakukan pengukuran tekanan darah, yang merupakan nilai dari tekanan sistolik (tekanan pembuluh arteri ketika jantung berdetak) dan tekanan diastolik (tekanan pada arteri diantara ketukan). Berikut ukuran tekanan darah:
Keterangan |
Tekanan Darah (mmHg) | |
Sistolik |
Diastolik |
|
Normal |
120 |
80 |
Pre-hipertensi |
120-139 |
80-89 |
Hipertensi Tahap 1 |
140-159 |
90-99 |
Hipertensi Tahap 2 |
> 160 |
> 100 |
Terjadinya hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan usia. Sebanyak 50-60% lansia berumur di atas 60 tahun mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg.
Faktor Risiko Hipertensi
Faktor lingkungan merupakan faktor resiko yang bisa diupayakan untuk meminimalisir dampak hipertensi. Faktor lingkungan ini antara lain:
- Stress. Stress akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan merangsang aktivitas saraf simpatetik.
- Berat badan. Terdapat hubungan antara berat badan dan tekanan darah, baik pada pasien hipertensi maupun pada normotensi.
- Penggunaan kontrasepsi oral pada perempuan. Peningkatan ringan tekanan darah biasa ditemukan pada perempuan yang menggunakan kontrasepsi oral terutama yang berusia di atas 35 tahun, yang menggunakan kontrasepsi oral selama 5 tahun, atau pada orang obese. Hipertensi ini disebabkan oleh peningkatan volume plasma akibat peningkatan aktivitas renin-angiotensin-aldosteron yang muncul ketika kontrasepsi oral digunakan.
- Kebiasaan merokok. Merokok meningkatkan tekanan darah melalui mekanisme pelepasan norepinefrin dari ujung-ujung saraf adrenergik yang dipacu oleh nikotin.
- Riwayat keluarga. Keluarga yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi, keturunannya berpotensi mengalami hal yang sama apabila tidak mengontrol pola hidupnya.
- Tidak aktif bergerak. Seseorang yang tidak aktif cenderung memiliki denyut jantung yang lebih tinggi. Semakin tinggi denyut jantung, semakin keras jantung bekerja untuk memompa darah ke pembuluh arteri sehingga berpotensi meningkatkan tekanan darah.
- Asupan garam berlebihan. Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung, dan tekanan darah tanpa diikuti peningkatan ekskresi garam.
- Terlalu sedikit asupan potassium dan vitamin D dalam diet. Potassium membantu menjaga keseimbangan sodium dalam sel tubuh. Apabila kekurangan potassium, sodium dalam darah akan terakumulasi sehingga menyebabkan tekanan darah tinggi. Sedangkan vitamin D berperan mempengaruhi enzim renin yang diproduksi oleh ginjal yang mempengaruhi tekanan darah
- Konsumsi terlalu banyak alkohol. Konsumsi alkohol berpengaruh terhadap kerusakan jantung. Lebih dari dua gelas alkohol setiap hari berpotensi meningkatkan tekanan darah.
- Kondisi kesehatan kronis. Penyakit kronis juga dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. Penyakit kronis ini diantaranya penyakit ginjal dan diabetes.
Komplikasi
Peningkatan tekanan pada dinding arteri menyebabkan tekanan darah tinggi yang dapat merusak pembuluh darah serta organ dalam tubuh. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol menyebabkan kerusakan yang lebih besar pula, diantaranya berpotensi menyebabkan penyakit:
- Serangan jantung atau stroke
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pengerasan dan penebalan dinding arteri (aterosklerosis), yang dapat menyebabkan serangan jantung, stroke atau komplikasi lain.
- Aneurisma
Peningkatan tekanan darah dapat menyebabkan melemahnya pembuluh darah dan tonjolan membentuk aneurisma. Jika aneurisma pecah, dapat mengancam keselamatan jiwa.
- Gagal jantung
Tekanan darah tinggi menyebabkan jantung memompa darah lebih berat karena darah lebih kental, hal inilah yang dapat menyebabkan gagal jantung.
- Melemah dan menyempitnya pembuluh darah ke ginjal
Hal ini dapat mencegah organ-organ ginjal berfungsi dengan normal.
- Menebal, menyempit atau robek pembuluh darah di mata
Hal ini dapat mengakibatkan seseorang kehilangan penglihatan.
- Sindrom metabolik
Sindrom metabolik merupakan gangguan metabolisme tubuh, termasuk peningkatan lingkar pinggang, trigliserida tinggi, kolesterol HDL rendah, kolesterol LDL tinggi, dan peningkatan insulin. Kondisi ini dapat mengakibatkan diabetes tipe 2, penyakit jantung dan stroke.
Pola hidup sehat dapat membantu mengontrol tekanan darah tinggi. Konsumsi diet rendah garam, olahraga secara teratur, berhenti merokok, membatasi asupan alkohol dan mengontrol berat badan merupakan cara yang dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi dari tekanan darah tinggi.
Perubahan Pola Hidup
Pola hidup sehat sangat penting untuk dilakukan bagi penderita hipertensi sebelum penyakit ini berdampak pada kesehatan tubuh lainnya. Hal yang dapat dilakukan antara lain:
- Mengonsumsi makanan sehat
Mengonsumsi makanan sehat sangat penting untuk dilakukan. Untuk penderita hipertensi dapat mencoba diet DASH (Diet Approaches to Stop Hypertension). Pada diet ini menganjurkan untuk memperbanyak konsumsi buah, sayur, gandum utuh, ayam, ikan, dan produk susu. Penuhi kebutuhan potassium, yang berperan untuk mencegah dan mengontrol tekanan darah tinggi. Selain itu juga batasi konsumsi lemak jenuh dan lemak trans.
- Mengurangi asupan garam dalam diet
Mengurangi asupan sodium atau garam sangat penting untuk dilakukan. Besarnya garam yang boleh dikonsumsi tergantung pada tingkat hipertensi yang dialami. Bagi penderita hipertensi, diabetes, penyakit ginjal kronis, maupun lansia dianjurkan untuk mengurangi asupan sodium menjadi 1500 mg perhari (sekitar 2/3 sdt), dimana bagi orang sehat biasanya mengonsumsi 2300 mg sodium setiap hari.
- Mengontrol berat badan
Mengontrol berat badan atau menurunkan berat badan bagi penderita obesitas dapat membantu mengontrol tekanan darah tinggi dan menurunkan risiko masalah kesehatan lainnya.
- Meningkatkan aktivitas fisik
Rutin berolahraga dapat membantu menurunkan tekanan darah, mencegah stress, menurunkan risiko masalah kesehatan dan mengontrol berat badan tetap normal. Olahraga yang dianjurkan sebaiknya minimal 30-60 menit 3 kali seminggu dengan intensitas olahraga yang dapat ditingkatkan seiring dengan kondisi tubuh yang lebih baik.
- Membatasi konsumsi Alkohol
Bukan hanya bagi penderita hipertensi, bagi orang sehat pun sebaiknya membatasi konsumsi alkohol karena alkohol dapat meningkatkan tekanan darah.
- Tidak merokok
Tembakau yang terkandung pada rokok dapat melukai dinding pembuluh darah dan mempercepat proses pengerasan arteri.
- Menghindari Stress
Kondisi stress dapat memicu peningkatan tekanan darah. Jadi, sebisa mungkin hindari terjadinya stres, baik karena masalah pribadi, pekerjaan, maupun keluarga. Melakukan relaksasi otot, meditasi, dan rutin berolahraga dapat membantu mencegah stress.
Diet DASH
Diet DASH merupakan pola makan yang direkomendasikan untuk penderita hipertensi. Terdapat empat prinsip utama dalam diet ini, yaitu:
- Tingkatkan konsumsi nutrisi dari biji-bijian utuh, ikan, unggas, dan kacang-kacangan
- Perbanyak konsumsi buah, sayur, dan produk susu
- Batasi garam, makanan dan minuman manis, serta daging merah
- Batasi makanan yang mengandung lemak jenuh, kolesterol, dan lemak trans
Berikut hal yang dapat dilakukan dalam menjadi diet DASH:
- Konsumsi padi, biji-bijian (grain) sebanyak 6-8 porsi/hari seperti roti gandum (ukuran 1 porsi sekitar 1 lembar roti), nasi, pasta, cereal (sekitar 1 cup dalam kondisi matang).
- Sayuran sekitar 4-5 porsi/hari seperti tomat, wortel, brokoli, ubi, sayuran hijau yang kaya kana serat, vitamin, kalium dan magnesium. Ukuran 1 porsi sekitar 100 gram dalam kondisi mentah.
- Buah sekitar 4-5 porsi/hari. Ukuran 1 porsi buah sekitar 80-100 gram dalam kondisi segar.
- Pilih produk susu (seperti susu, yoghurt, keju) sebanyak 2-3 porsi/hari, yang digunakan sebagai sumber protein, kalsium serta vitamin D. 1 porsi susu sekitar 200 ml.
- Daging tanpa lemak, unggas dan ikan sebanyak kurang dari 6 porsi/hari sebagai sumber protein, vitamin B, zat besi dan zinc.
- Kacang, biji, legumes sebanyak 5 porsi/minggu seperti almond, biji bunga matahari, kacang-kacangan, produk kedelai (tahu, tempe) dimana ukuran 1 porsi kacang sekitar 2 sendok makan.
- Lemak dan minyak sebanyak 2-3 porsi/hari atau sekitar 25-27 persen dari kebutuhan kalori sehari. Adapun ukuran 1 porsi sekitar 1 sendok teh.
- Gula atau makanan yang manis sekitar kurang dari 5 porsi/minggu seperti gula pasir atau selai, ukuran 1 porsi sekitar 1 sendok makan.
- Alkohol hanya diijinkan sebanyak 1-2 gelas/hari.
- Batasi penggunaan natrium/sodium sebanyak 1500 mg/hari atau setara dengan 4 gram garam/hari atau 1 sendok teh peres garam/hari.
Semoga bermanfaat.
Writer : Novia Akmaliyah, S.Gz
Editor & Proofreader : Jansen Ongko, MS.c, RD
Referensi:
- Anna LK. 2015. Contoh pola makan sehat untuk penderita hipertensi. [tersedia pada: http://health.kompas.com/read/2015/06/20/0910006/Contoh.Pola.Makan.Sehat.untuk.Penderita.Hipertensi]
- http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-pressure/basics/definition/con-20019580
- http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMHT0024199/
- MacGill M. 2016. Hypertension: Cause, Symptoms and Treatments. [tersedia pada: http://www.medicalnewstoday.com/articles/150109.php]