Pemanasan Plastik Berpotensi Kanker

lontong sate

Lontong adalah makanan khas Indonesia yang terbuat dari beras yang dibungkus dalam daun dan dikukus diatas air mendidih selama beberapa jam. Lontong umumnya disajikan dengan sate, gado-gado, ketoprak, lonton sayur, coto makassar, rujak cingur, atau gulai kambing. Namun saat ini masyarakat cenderung menggunakan plastik untuk pembungkus lontong karena dianggap lebih praktis. Amankah memasak lontong menggunakan plastik ini? Pada artikel ini tim Lagizi akan membahasnya.

Bahaya Lontong Plastik

Plastik, biasanya digunakan untuk membungkus makanan panas/mendidih seperti bakso, bubur atau makanan berkuah lainnya. Sekarang banyak dijumpai penjual makanan panas yang menggunakan plastik sebagai pembungkusnya, seperti memasak lontong yang tidak lagi menggunakan daun pisang atau daun kelapa. Padahal mayoritas plastik yang beredar tidaklah aman untuk pembungkus makanan panas apalagi digunakan dalam memasak/mengolah makanan.

Pada dasarnya hanya ada dua jenis plastik yang aman untuk digunakan dalam memasak makanan, yaitu polipropilen (PP) yang tahan terhadap suhu tinggi hingga 150°C, dan plastik jenis nilon atau poliamida (PA) yang tahan terhadap suhu tinggi dan baik digunakan untuk kemasan bahan yang dimasak di dalam kemasan. Rata-rata plastik tidak aman untuk digunakan sebagai pembungkus makanan, penggunaannya pun tidak bisa sembarangan untuk makanan terutama yang berminyak dan bersuhu panas. Apalagi menggunakan plastik untuk memasak makanan seperti membuat lontong, dimana proses perebusannya menggunakan suhu yang tinggi.

lontong-opor

Plastik yang digunakan untuk membungkus makanan bersuhu tinggi atau berminyak dapat mencemari makanan dengan kandungan dioksin dan zat beracun dari bahan-bahan adiktif pembentuk plastik. Lontong plastik juga mengandung zat kimia polimer. Polimer ini dapat masuk ke dalam tubuh manusia karena bersifat larut, sehingga bila terakumulasi dalam tubuh akan menyebabkan kanker. Selain kanker, kandungan polimer pada lontong yang dibungkus plastik dapat berpotensi menurunkan kesuburan reproduksi, bahkan dapat menyebabkan kemandulan.

Adapun zat-zat berbahaya yang terkandung pada plastik diantaranya:

  • Polyvinyl Chloride (PVC) yang bersifat tidak larut, sulit terurai dan dapat berpindah ketika terkena panas. Hal ini sama berbahayanya dengan makanan yang mengandung formalin dan zat-zat berbahaya lainnya.
  • Zat plasticizer yang merupakan katalisator dalam pembuatan plastik.
  • Bisphenol-A (BPA) yang dapat mempengaruhi perkembangan otak dan merangsang pertumbuhan kanker.

Kandungan zat kimia pada plastik bersifat karsinogen dan beracun karena memang tidak layak untuk dikonsumsi manusia. Paparan zat karsinogen dalam tubuh sangat berpengaruh pada sistem endokrin yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan tumor, kanker, kerusakan sistem endokrin, gangguan janin dan masalah kesehatan lainnya.

Bagi ibu hamil, mengonsumsi lontong plastik dapat mengganggu perkembangan janin melalui plasenta yang dapat berdampak pada kelelahan, sulit tidur, dan anemia (kurang darah).

Lebih Baik Konsumsi Lontong Daun

Lontong daun pisang

Jika ingin mengonsumsi lontong, lebih baik konsumsi lontong yang menggunakan daun pisang atau ketupat. Hal ini dikarenakan lontong daun lebih aman karena tidak mengandung bahan kimia. Selain itu lontong yang direbus menggunakan daun memiliki aroma dan warna yang khas. Bagian luar lontong akan berwarna hijau, sedangkan bagian dalamnya berwarna putih. Warna yang berbeda ini dipengaruhi oleh pigmen hijau daun yang digunakan sebagai pembungkus. Semoga bermanfaat

Writer  : Novia Akmaliyah, S.Gz

Editor & Proofreader: Jansen Ongko, MS.c, RD

Referensi         :

  • Abdullah AF. 2016. BBPOM Padang himbau jangan masak lontong pakai plastik karena bisa sebabkan kanker. [tersedia pada: https://serambiminang.com/2016/08/bbpom-padang-himbau-jangan-masak-lontong-pakai-plastik-karena-bisa-sebabkan-kanker.html/]
  • Akmaliyah N. 2016. Awas! Bahaya gorengan tak layak konsumsi. [tersedia pada: http://lagizi.com/Awas-bahaya-gorengan-tak-layak-konsumsi]
  • Ingram C. 2003. Rice and Risotto. Londok: Hermes House. ISBN 1-84309-574-2
  • Putra YM. 2016. Hindari masak lontong dibungkus plastik. [tersedia pada: http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/16/08/08/oblh2q284-hindari-masak-lontong-dibungkus-plastik]