Penyebab Anak Tidak Menyukai Sayuran

1

Orang tua mana yang tidak ingin anaknya tumbuh dengan optimal? Untuk itu, banyak orang tua berusaha memberikan anak-anaknya makanan bergizi. Akan tetapi usaha tersebut jarang berjalan dengan mulus karena si anak tidak menyukai sayuran yang sebenarnya kaya akan manfaat. Bahkan ada anak yang tidak mau sama sekali mengonsumsi sayuran dan ada pula anak yang hanya mengonsumsi sayuran jenis tertentu.

Padahal bisa dibilang sayuran merupakan salah satu kunci dalam pola makan sehat. Sayuran mengandung vitamin, mineral, fitokimia dan enzim yang berfungsi dalam membangun sel-sel tubuh serta membantunya tumbuh dan berkembang secara optimal.

Berikut ini sebab-sebab anak tidak mau menyukai sayuran:

  • Tidak diperkenalkan sejak dini
    “Bisa karena biasa.”
    Pepatah tersebut mungkin sering kita dengar. Makan sayur pun demikian, harus dibiasakan sedini mungkin, mulai dari anak dalam kandungan karena saat itu anak sudah dapat merasakan apa yang dikonsumsi ibu melalui bantuan plasenta.
  • Cita rasa unik
    Dibandingkan dengan jenis makanan lain, sayuran memiliki rasa tidak terlalu manis, tidak terlalu gurih, akan tetapi memiliki serat yang banyak sehingga teksturnya membuat lama untuk dikunyah. Jika tidak dibiasakan sejak dini, cita rasa yang unik itu akan asing bagi anak, bahkan akan dirasakan sebagai suatu tekstur yang tidak enak.
  • Suasana makan yang tidak menarik
    Saat waktunya makan tiba, banyak orang tua yang menginginkan anaknya untuk berhenti bermain dan fokus untuk makan. Perlu dipahami saat kurang berminat, kecepatan makan anak akan menjadi lambat. Pada saat yang sama, karena kurangnya kesabaran orang tua sehingga memaksa anaknya untuk makan. Jika kondisi ini terus menerus dilakukan, hal tersebut lama kelamaan membuat anak akan berpikir jika aktivitas makan itu merupakan suatu beban.
  • Kebiasaan yang berbeda
    Demi memenuhi zat gizi, banyak orang tua yang sering menyiapkan menu khusus untuk anak. Padahal tidak ada keharusan untuk itu dan hal tersebut akan berpotensi membuat anak berpikir kalau mereka dibeda-bedakan. Selain itu anak akan belajar melalui apa yang mereka liat, sehingga sebaiknya orang tua memberikan contoh kebiasaan yang baik seperti tidak pemilih dalam menentukan menu makanan.
  • Trauma
    Buat anak-anak, segala sesuatu akan menjadi hal baru baginya. Dari berbagai kejadian, beberapa akan melekat pada memorinya. Baik pengalaman menyenangkan, maupun pengalaman kurang menyenangkan. Contohnya seperti dipaksa untuk makan sayur.
  • Cara makannya belum dipahami
    Seperti orang dewasa, ada anak yang mengonsumsi makanan dalam porsi kecil, ada pula anak yang mengonsumsi makanan dalam porsi yang banyak. Sebagian lagi ada yang mengonsumsi makanan dalam waktu yang lama, ada pula yang singkat. Selain itu, bukan hal mustahil apabila penolakan mengonsumsi sayuran merupakan cara anak dalam mengeksplorasi rasa atau tekstur baru. Misalnya, saat diberi brokoli, anak tidak langsung mengunyah dan menelannya, tetapi sedikit demi sedikit.
  • Gangguan cerna
    Ada pula anak yang tidak dapat mengonsumsi sayuran dikarenakan adanya gangguan pada pencernaannya.

 

 

SULIT MENGONSUMSI SAYURAN MENURUT USIA

  • Bayi (0-12 bulan)
    Sulit mengonsumsi sayuran biasanya diawali saat anak mulai mengenal Makanan Pendamping ASI (MPASI). Biasanya terjadi karena anak malas mempelajari makanan baru atau orang tua kurang kesabaran untuk melihat anak-anaknya mengonsumsi makanan yang mereka harapkan.
  • Batita (1-3 tahun)
    Pada usia ini, biasanya anak memperhatikan lingkungan sekitarnya. Selain itu anak-anak juga mulai memilih aktivitas yang disukainya, termasuk menolak makan.
  • Prasekolah (3-5 tahun) dan usia sekolah
    Perkembangan yang sangat menonjol dari usia anak ini adalah keterampilan sosial. Anak sudah mulai menunjukkan ego seperti membuat keputusan yang cenderung menentang orang tua.

 

 

Kesimpulan dan saran
Kenali pola makan anak sehingga tidak terjadi kesalahpahaman terhadap penolakan yang dilakukan oleh anak. Mulailah memperkenalkan kepada anak untuk mengonsumsi sayuran sejak dini. Hal yang terpenting yaitu jadilah contoh nyata agar si anak mau ikut mengonsumsi sayuran.

 

Semoga Bermanfaat.

 

 

Writer : Ryan Magelhans, A.Md.Gz

Editor & Proofreader: Jansen Ongko, MS.c, RD

Referensi :

  • Pratitasari Dyah. 2010. Makan Sayur Seasyik Bermain. Jakarta : PT. Bintang Pustaka