Tanya dalam Senja

senja_masjid

Senja mulai memerah diperaduannya. Masih seindah kemarin, masih seindah setahun yang lalu. Lukisan awan kekuningan, berpadu dengan semilir angin dan matahari yang mulai tenggelam, memanjakan mataku, mata mereka.. tiap-tiap insan penikmat senja yang selalu terkesima takjub memandangi Maha Karya Sang Pemilik kehidupan..

Lalu, Apakah besok aku masih bisa memandangi langit senja lagi?

Otakku bekerja keras, berfikir, mencoba mencari jawaban atas pertanyaan aneh yang tiba-tiba saja mengusik kedamaian yang baru saja diberikan senja sore ini. Aku masih memikirkannya, sambil menulis tulisan ini..

Ah, Ya! aku lupa akan satu hal..

Bukankah hidup ini memang tak pasti kan? Siapa yang bisa menjamin esok hari aku masih bisa menikmati senja lagi? Tak Seorangpun.

Sekitika jemariku berhenti beradu dengan tuts keyboard, lagi aku berfikir. Lantas apa yang sebenarnya aku cari dari kehidupan di dunia yang tak pasti ini? Sebuah tanda tanya besar lagi..

Namun, aku ingat.. dulu, semasa aku masih lugu berpakaian seragam TPA, guru mengajiku pernah berbicara “Kita hidup di dunia ini, sebenarnya hanya untuk mencari ridho-Nya, ridho Allah Subhanahuwata’ala”

aku yang tak terlalu paham kata-kata tersebut hanya mengangguk sambil tersenyum, pura-pura mengerti apa yang beliau katakan. Dan hari ini, ketika benakku penuh tanya, anggukan ku hari itu menjawab pertanyaan batin, yang insyallah akan kupahami dan kujadikan pegangan untuk melanjutkan hari esok, agar hidupku menjadi penuh arti, penuh kepastian.

“Dan tidak kami ciptakan Jin dan Manusia, kecuali untuk beribadah kepadaku”

Begitulah isi salah satu ayat suci Al-qur’an yang sangat menjawab pertanyaanku tadi. Manusia diciptakan tidak lain dan tidak bukan hanya untuk Beribadah kepadaNya.

Kehidupan di dunia yang fana ini, bisa dianalogikan seperti sebuah perjalanan. Ketika kita hendak pergi ke suatu tempat, pastilah kita mempersiapkan segala sesuatunya, mulai dari perbekalan, buah tangan, dan segala sesuatu yang baik agar seseorang yang kita tuju mau menerima kita dengan baik pula, agar kita bisa diperlakukan dengan baik pula.

Perbekalan, buah tangan dan sebagainya itulah yang kita cari di kehidupan ini. Sebaik-baik perbekalan, adalah perbekalan menuju akhirat, kehidupan yang sesungguhnya yaitu Amalan kebaikan.

Tersenyumlah, Beribadahlah, Menolong sesamalah, Berbuat Baiklah, Belajarlah, Berbagilah dengan sesama. Semakin banyak kita belajar, semakin banyak kita berbagi, semakin kita dapat kerendahan hati.. semua itu akan memberikan suatu kebahagiaan tersendiri dihati kita, Tak terdefinisi oleh kata.

Memang benar, tak selamanya kita bisa seperti itu. Kadang hati kita dilemahkan keadaan, kadang diremehkan oleh yang lain, karena kita Cuma manusia biasa dan kita mutlak punya kekurangan, TAPI yakini dalam hati kita “Kau lebih Kuat daripada yang Kau Lihat, Kau Lebih Berani daripada yang Kau Yakini, dan Kau Bisa Melakukannya, sekalipun Kau Pikir Tak Bisa”
Percayalah pada dirimu, Percayalah pada kemampuanmu, karena jika bukan kamu lantas siapa yang mau percaya?

Maksimalkan persiapan kita. Bawa sebanyak mungkin amalan kebaikan yang kita bisa untuk menghadap Allah. Dan ketika Allah sudah memanggil kita datang, kembali kepadaNya, kita bisa diterima Allah dengan baik pula, bisa ditempatkan di sisiNya yang baik pula, serta menikmati kehidupan yang sesungguhnya dengan baik pula.

Semoga pertanyaan dari diri sendiri ini, yang terjawab juga oleh diri sendiri, bisa menebar manfaat bagi banyak orang. Sore hari ini, saya mencoba berbagi, insyallah baik yang menulis maupun yang tersentuh hatinya membaca ini, kita semua sama-sama mendapatkan Ridho Ilahi.

Aamiin Yaa Rabbal Alamin : )

Satu hal, Kehidupan mungkin tak selalu memberikan kita kepastian. Namun, Kehidupan akan selalu penuh dengan kejutan. Seperti Kebahagiaan yang tak pernah kau bayangkan sebelumnya, bisa saja terjadi sepersekian detik setelah membaca tulisan ini ;)

 

Sumber: http://putrioktariani.blogspot.com/2014/04/tanya-dalam-senja.html