Tren Mukbang, Amankah?

Mukbang

Saat ini tren mukbang sangat populer. Tren Mukbang, di mana seseorang makan dengan jumlah porsi berlebihan, dan seringkali bukan makanan sehat seperti fastfood, kudapan manis-manis kemudian diunggah ke video online untuk dibagikan dengan netizen di seluruh dunia sangat populer. Beberapa “selebriti” mukbang sangat terkenal karena porsi makannya yang membabi-buta, tapi tetap langsing, baik itu wanita atau pria. Namun, amankah hal tersebut? Tim Lagizi akan membahasnya.

Tren Mukbang

Banyak media yang menyebut mukbang sebagai binge eating. Apakah binge eating itu?

binge-eating-jpg

Binge eating adalah gangguan perilaku konsumsi yang dialami seseorang berupa kebiasaan makan yang sangat berlebihan tanpa bisa mengontrol atau menghentikannya. Penderita ini akan terus makan walaupun sudah merasa kenyang sehingga berpotensi menyebabkan kelebihan bobot badan atau overweight. Pemicu kelainan ini biasanya karena stress. Setelah makan secara berlebihan, mereka akan merasa bersalah dan depresi tetapi tidak melakukan tindakan apapun untuk mencegah kelebihan bobot badan. Binge Eating ini dapat berkembang menjadi bulimia nervosa atau anorexia nervosa.

Walau begitu, tidak semua orang yang mengalami binge eating pasti kelebihan berat badan. Ini karena adanya anomali genetik yang mempengaruhi regulasi metabolisme dan kapasitas penyimpanan lemak tubuh manusia. Itulah mengapa ada beberapa kasus dimana seseorang yang asupan makannya sangat banyak tetapi tidak kunjung gemuk.

Apa yang Terjadi Ketika Mukbang

Ketika seseorang menjalani tren mukbang dimana makan dalam jumlah besar maka akan berpotensi menyebabkan kelebihan berat badan bahkan obesitas akut apabila tidak diimbangi dengan olahraga.

obesitas

Seiring dengan peningkatan berat badan atau obesitas akibat makan berlebih, maka risiko penyakit degeneratif lain seperti diabetes mellitus, penyakit jantung, hipertensi, juga akan meningkat. Untuk orang yang obesitas, hal ini pasti menjadi perhatian. Namun, bagi seseorang yang memiliki badan langsing dapat menjadi silent disease. Dengan kata lain, tubuh kurus belum tentu menjadi jaminan tubuh sehat.

Orang yang tetap kurus meskipun hobi makan apapun dalam jumlah banyak dan jarang olahraga seringkali dianggap beruntung. Padahal, orang bertubuh kurus atau ramping juga bisa memiliki kadar lemak tubuh yang tinggi atau seringkali disebut Skinny Fat. Menurut Jurnal Nutrition, Metabolism, & Cardiovascular Diseases, satu dari empat orang bertubuh kurus ternyata memiliki presentase lemak tubuh setara dengan orang yang kegemukan. Journal of American Medical Association juga menyatakan bahwa satu dari empat orang yang berbadan kurus termasuk dalam pra-diabetes dan secara metabolik tergolong obesitas. Salah satu studi terhadap remaja juga menemukan sekitar 37 persen remaja kurus saat ini memiliki satu atau lebih gejala pra-diabetes seperti tekanan darah tinggi, kadar glukosa tinggi, atau kolesterol tinggi.

Bagi yang tergolong skinny fat harus lebih berhati-hati terhadap kesehatannya karena cadangan lemak tubuhnya malah menumpuk di sekitar organ vital seperti jantung, hati, ginjal dan pankreas. Lemak ini dikenal dengan lemak viseral dan berhubungan erat dengan tingginya risiko penyakit kolesterol, tekanan darah tinggi dan masalah lainnya. Dalam kata lain, jenis lemak viseral adalah lemak yang paling berbahaya dan dapat meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes, penjakit jantung, stroke, maupun hipertensi.

Bukan hanya itu, ketika mukbang seseorang cenderung makan terlalu cepat. Makan terlalu cepat akan membuat makanan yang dikonsumsi tidak dikunyah hingga lembut sehingga dapat memberatkan kinerja organ pencernaan. Usus dan organ pencernaan lainnya akan memproses makanan yang masuk melalui mulut, sebelum nutrisi disalurkan ke seluruh jaringan tubuh. Jika makanan tidak dilumat di mulut dengan optimal, tentu organ pencernaan akan bekerja lebih keras.

fast-food

Belum lagi makanan yang dikonsumsi cenderung kurang sehat seperti makanan fast food/instan yang tinggi gula dan lemak. Kandungan kolesterol yang tinggi pada makanan fast food dapat mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah (aterosklerosis). Pembuluh darah yang tersumbat akan membuat aliran darah tidak lancar sehingga mengakibatkan terjadinya serangan jantung.

Kandungan lemak yang tinggi yang terdapat dalam makanan cepat saji juga dapat meningkatkan risiko kanker, terutama kanker payudara dan usus besar. Kandungan kalori dan lemak jenuh yang tinggi dalam fast food akan memicu terjadinya resistensi insulin yang berujung pada penyakit diabetes. Resistensi insulin terjadi ketika sel-sel tubuh tidak merespon insulin sehingga menurunkan penyerapan glukosa yang menyebabkan banyak glukosa menumpuk di aliran darah.

Makanan jenis ini juga dapat memicu ketagihan. Fast food mengandung zat aditif yang dapat membuat Anda ketagihan dan merangsang untuk ingin terus memakannya sesering mungkin. Hal ini terkadang membuat Anda mengonsumsinya secara rutin tiap hari. Hindari kebiasaan ini dengan mengganti makanan fasfood dengan makanan yang lebih sehat, seperti buah-buahan dan sayuran segar.

Kesimpulan

Mukbang dapat dilakukan sesekali, namun harus diimbangi dengan olahraga sebagai tindakan kompensasi atas asupan yang dikonsumsi untuk mencegah peningkatan berat badan. Konsumsi makanan yang besar harus diimbangi dengan pengeluaran energi yang besar pula, karena dengan begitu keseimbangan kalori akan tercapai. Namun, ada baiknya kompensasi yang dilakukan tidak berlebihan dan disesuaikan dengan kondisi tubuh.

Selain itu, disarankan untuk tidak menjadikan mukbang sebagai gaya hidup karena apabila dilakukan terus menerus, mukbang berbahaya bagi kesehatan. Seiring dengan bertambahnya usia maka proses metabolisme seseorang akan melambat. Penurunan metabolisme bisa terjadi akibat komposisi tubuh dan massa otot yang mulai berubah. Memasuki usia 50, massa otot di dalam tubuh akan mengalami penurunan hingga 20 persen. Otot yang dimaksud di sini adalah termasuk otot-otot pada organ pencernaan. Bila massa otot berkurang, maka tubuh pun semakin tidak mampu mencerna makanan dengan baik.

Semoga bermanfaat.

Writer  : Novia Akmaliyah, S.Gz

Editor & Proofreader: Jansen Ongko, MS.c, RD

Referensi         :

  • Geary BG. 2015. Meet south Korea’s binge eating TV stars: Thousands of ‘lonely’ viewers tune in to watch young women gorge on enough food to feed a family in one sitting. [tersedia pada: http://www.dailymail.co.uk/news/article-3280245/Meet-South-Korea-s-binge-eating-TV-stars-Thousands-mukbang-viewers-tune-watch-young-women-eat-food-feed-family-one-sitting.html]
  • http://girl.fimela.com/music-movies/muk-bang-jadi-tren-baru-di-korea-140224t-page1.html
  • https://www.nationaleatingdisorders.org/binge-eating-disorder