Jeli dalam Mengonsumsi Minuman Kemasan

minuman kemasan

Berbagai makanan dan minuman banyak disajikan pada hari besar keagamaan, salah satunya pada perayaan hari natal. Mulai dari kue kering, kue tart, hingga minuman kemasan banyak disajikan.

Perkembangan industri minuman dalam kemasan mulai berkembang pesat. Industri ini sangat menjanjikan karena selain menggunakan inovasi teknologi yang murah, minuman kemasan pada umumnya membidik kalangan menengah ke bawah sehingga harganya relatif murah. Namun sayangnya, belum ada standarisasi mengenai minuman kemasan. Akibatnya minuman ini diproduksi sangat beragam, sehingga tingkat keamanannya perlu lebih diperhatikan, terutama dalam penggunaan bahan tambahan pangan (BTP).

Berbagai jenis minuman kemasan mulai dari minuman berkarbonasi (soda), minuman isotonik/sport drink, minuman berenergi, minuman teh kemasan, minuman sari buah kemasan, minuman berbasis susu atau difermentasi, sampai dengan produk yoghurt. Pada umumnya, minuman-minuman kemasan ini mengandung air, gula (baik alami maupun buatan/pemanis), pengawet, pewarna, perisa (flavour), dan ekstrak buah.

  • Pemanis:

Dalam minuman kemasan, pemanis khususnya gula merupakan penyumbang kalori terbesar. Pemanis yang ditambahkan dapat berupa bahan alami maupun sintetik. Pada umumnya pemanis alami mengandung kalori yang berasal dari karbohidrat berbentuk gula, sedangkan pemanis sintetik memberikan rasa manis tanpa mengandung kalori. Contohnya seperti sakarin dan siklamat. Siklamat memiliki rasa manis 30 kali lipat dari sukrosa. Hasil metabolisme siklamat akan membentuk  siklohesamina yang bersifat karsinogenik. Batasi konsumsi minuman kemasan yang mengandung pemanis buatan seperti  aspartam, siklamat dan sakarin.

  • Pengawet:

Bahan pengawet adalah bahan kimia yang dapat mencegah atau menghambat proses fermentasi (pembusukan), pengasaman, atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme, sehingga pangan tidak mudah rusak atau menjadi busuk. Selain menambahkah bahan tambahan pangan, produk minuman kemasan juga telah melalui proses-proses tertentu seperti pasteurisasi atau sterilisasi untuk menambah masa simpan.

  • Pewarna:

Pewarna ditambahkan agar warna dari minuman menjadi lebih menarik. Pewarna makanan aman digunakan apabila sesuai anjuran dan telah lolos BPOM. Namun kita tidak mengetahui berapa banyak pewarna yang ditambahkan dalam suatu produk. Oleh karena itu akan lebih baik memilik minuman dengan warna yang tidak terlalu mencolok atau tidak ditambahkan pewarna.

  • Perisa:

Merupakan bahan tambahan pangan yang digunakan untuk meningkatkan rasa dan aroma produk, contohnya perisa strawberry, mangga, jeruk, dan lain-lain.

  • Ekstrak buah:

Sari buah yang diproses menjadi ekstrak atau essens. Ekstrak digunakan agar kandungan gizi tertentubisa diperoleh lebih banyak dengan memisahkan kandungan lain yang tidak diinginkan dalam campuran bahan.

Dari sekian banyak jenis minuman yang beredar, Anda harus cermat ketika memilih minuman yang akan dikonsumsi. Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain komposisi, takaran saji, jumlah kalori, kode POM, kandungan gula per saji, dan tanggal kadaluarsanya.

label gizi

Komposisi:

Komposisi perlu diperhatikan agar dapat diketahui bahan apa saja yang terkandung di dalam suatu produk. Beberapa orang yang sensitif (alergi) pada bahan makanan/bahan tambahan pangan tertentu wajib membaca komposisi dengan cermat agar mereka dapat meminimalkan hal yang tidak diinginkan seperti keracunan.

Takaran saji:

Membaca takaran saji perlu dilakukan sehingga kita mengetahui berapa banyak yang dapat dikonsumsi dan untuk mencegah kelebihan asupan kalori. Sebagai contoh: takaran saji minuman A 500 ml adalah 2. Ini artinya minuman tersebut diperuntukkan untuk dua porsi dengan perhitungan per porsinya adalah 250 ml. Namun pada kenyataannya ketika seseorang mengonsumsi minuman kemasan cenderung untuk langsung dihabiskan. Oleh karena itu sebaiknya pilihlah minuman dengan hanya satu takaran saji untuk meminimalkan kelebihan asupan kalori.

Jumlah kalori:

Merupakan kalori yang terkandung dalam satu takaran saji. Sebagai contoh: minuman A mengandung 200 kkal per saji. Apabila takaran saji minuman tersebut adalah 2, maka kandungan energinya 400 kkal dalam satu kemasan.

Kode POM:

Dengan adanya kode POM pada kemasan, kita telah meminimalisir kemungkinan memilih minuman yanng tidak aman/tidak memenuhi syarat. MD merupakan kode POM untuk produk dalam negeri, dan ML untuk produk luar negeri.

Kandungan gula per saji:

Kandungan gula menyumbang kalori terbesar pada minuman kemasan. Menurut WHO (2003), peneliti merekomendasikan bahwa gula yang ditambahkan sebaiknya tidak lebih dari 10% dari total asupan kalori harian. Mulai sekarang pilihlah minuman kemasan yang mengandung sedikit gula atau tidak ditambahkan gula lagi.

Kadaluarsa:

Batas waktu produk makanan yang masih boleh dikonsumsi. Tanggal ini dibuat saat minuman atau makanan diproduksi. Dengan membaca masa kadaluarsa kita dapat mengetahui minuman tersebut masih layak dikonsumsi atau tidak. Apabila kita mengonsumsi produk kadaluarsa, efek sampingnya adalah dapat menimbulkan gejala keracunan seperti pusing,  mual, muntah dan lainnya.

Pada minuman kemasan juga seringkali ditambahkan vitamin dan mineral sebagai upaya untuk meningkatkan daya jual produk tersebut. Perlu dipahami bahwa vitamin dan mineral dari minuman kemasan saja belum dapat memenuhi Angka Kebutuhan Gizi. Hal ini dikarenakan kandungan vitamin dan mineral dalam minuman kemasan relatif rendah, sehingga kita perlu mengonsumsi vitamin dan mineral dari sumber makanan lainnya.

Berbeda halnya dengan kandungan vitamin C pada minuman buah atau jus buah kemasan. Pada umumnya minuman-minuman tersebut mengandung tinggi vitamin C, sehingga vitamin C yang dikonsumsi malah melebihi angka kecukupan harian. AKG orang dewasa untuk vitamin C umumnya adalah 75-90 mg/hari (AKG 2013), sedangkan kandungan vitamin C pada minuman antara >75mg per kemasannya, bahkan banyak yang sampai mencapai 500 mg. Mengonsumsi vitamin C secara berlebihan hanya akan dibuang melalui urin.

Tidak disarankan memenuhi asupan vitamin dan mineral dari minuman kemasan karena umumnya minuman kemasan tinggi akan kandungan kalori yang berasal dari gula. Saat mengonsumsi minuman kemasan yang kandungannya dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral tubuh, seringkali asupan kalori yang masuk juga akan berlebihan. Pada akhirnya berujung pada kenaikan berat badan apabila terlalu sering terjadi. Mengonsumsi beragam macam sumber makanan, khususnya sayur dan buah, merupakan upaya yang lebih sehat untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral.

Bahan Tambahan Pangan (BTP)

28_FoodAdd.ashx

Terkait penggunaan bahan tambahan pangan seperti pengawet, pewarna, perisa, dan lainnya ke dalam minuman kemasan tidak perlu dikhawatirkan. Selama produk tersebut telah lolos BPOM maka bahan tambahan pangan yang digunakan oleh produsen memang sudah sesuai regulasi, walaupun memakai bahan sintetis. Bahan sintesis lebih banyak digunakan karena lebih pekat, lebih stabil, dan lebih murah. Tetapi dampak negatifnya dapat berpengaruh pada kesehatan jika salah proses, dan melebihi aturan yang dianjurkan.

Mengkonsumsi BTP tidak akan memberikan efek samping, sepanjang masuk dalam Acceptable Daily Intake (ADI). ADI adalah banyaknya BTP dalam satuan mili gram/kilogram berat badan/hari, sehingga kita dapat mengkonsumsi BTP tersebut, tanpa menimbulkan efek apapun.

Bahan tambahan pangan untuk industri minuman yang sering digunakan antara lain:

  • Antioksidan: asam askorbat (juice, jam, marmalade, jelly) dan asam erithorbat.
  • Pengatur keasaman: asam fumarat, asam laktat, asam malat, asam sitrat, bikarbonat
  • Pemanis Buatan: aspartam, sakarin, siklamat, sorbitol.

Pemanis buatan yang sudah mendapat persetujuan dirjen POM Depkes adalah Isomalt, Acesulfam K, Maltitol, Xylitol, Mannitol, Alitam, dan Sukralosa.

  • Pengemulsi, pemantap dan pengental: Agar, alginat, acetylated ditarch glycerol, modified starches, sucrose esters, furcelaran, gelatin, gums, carageenan, lecithins, CMC, mono- & diglycerides, pectin, polysorbates, microcrystalline cellulose, sorbitan monostearat, dll.)
  • Pengawet: Benzoates, propinates, sulfur dioxides/sulphites, sorbates, paraben
  • Pengeras: kalsium karbonat, khlorida, posfat
  • Pewarna : Pewarna sintetis dan pewarna alam.

Pewarna sintesis yang diizinkan di Indonesia yaitu: Brilliant Blue FCF, Chocolate Brown HT, Erythrosine, Fast Green FCF, Food Green S, Indigotine, Carmoisine, Sunset Yellow FCF, Allura Red AC, Ponceau 4R dan Tatrazine.

Selain itu juga terdapat pewarna alam dan anorganik yang pemakaiannya juga tidak boleh berlebihan, diantaranya: Anato, Beta-Apo-8-carotenal, Etil Beta-apo-carotenal, Canthaxantin, Karamel, Karmin, Beta-karoten, klorofil, kurkumin, riboflavin, dan titanium dioksida.

  • Penguat rasa : glutamat, inosinat, guanylat, ribonucleotide
  • Perisa (Flavorings) : Berbagai macam yang natural maupun turunan
  • Processing aids: Enzima, activated charcoal,

Adapun berdasarkan PerMenKes No. 722/Men.Kes/Per/IX/88 tentang BTP, bahan tambahan pangan yang dilarang adalah boraks (asam borat), formalin (formaldehyde), asam salisilat dan garamnya, dietilpirokarbonat, dulsin, kalium khlorat, khloramfenikol, minyak nabati yang dibrominasi, dan nitrofurazone.

Pewarna yang dilarang adalah Jingga K1 (CI Pigment Orange 5, D&C Orange No. 17), Merah K3 (CI Pigment Red 53, D&C Red No. 8), Merah K4 (CI pigment Red 53:1, Merah K10 (Rhodamin B, D&C Red No. 9), Merah K11 (CI No. 45170:1) – Cerise Toner K10, Pigment Red 53 :1 (Red Lake C), Azo red pigment. Rhodamine B = pewarna untuk tekstil (wool, sutera, nilon, dan akrilik), industri kertas, kayu, kerajinan, plastik, yang akan menghasilkan pewarnaan yang terang (bright).

Penyimpanan Minuman Kemasan

Banyak minuman kemasan yang tidak disarankan terkena matahari langsung agar ‎kandungan pada kemasannya tidak bereaksi dan tercampur pada isinya. Hal ini dapat menyebabkan keracunan ataupun akumulasi bahan toksik karena proses migrasi senyawa dari kemasan ke pangan. Migrasi merupakan perpindahan bahan kimia baik itu polimer, monomer, ataupun katalisator kemasan (contoh formalin dari kemasan/wadah melamin) kedalam pangan. Migrasi memberikan dampak terhadap penurunan kualitas pangan dan keselamatan pangan. Jumlah senyawa termigrasi kebanyakan tidak disadari, tetapi berpengaruh fatal terutama pada jangka panjang. Faktor yang mempengaruhi migrasi senyawa toksik adalah jenis serta konsentrasi kimia terkandung, sifat komposisi pangan beserta suhu dan lama kontak.

Sinar ultraviolet (UV) yang terdapat pada sinar matahari mampu  mendegradasi polimer dalam kemasan. Polimer ini akan terganggu dan terdapat rantai yang terputus sehingga strukturnya menjadi rapuh dan rusak sehingga polimer akan masuk dan bercampur pada minuman.

Selain itu, beberapa bahan tambahan pangan akan rusak apabila mengalami pemanasan, contohnya aspartam akan hilang flavournya jika dipanaskan, sakarin akan pahit jika mengalami pemanasan. Beberapa zat yang harus diwaspadai adalah BPA yang terbukti secara penelitian dapat meningkatkan risiko terkena kanker.

 

 

 

Writer  : Novia Akmaliyah, S.Gz

Editor & Proofreader: Jansen Ongko, MS.c, RD

 

Referensi         :

  • Enie BA. 2006. Bahan Tambahan Pangan dalam Industri Minuman: Jenis, Penggunaan dan Keamanannya. Disajikan pada Sosialisasi Food Addictives (Bahan Tambahan Pangan) dalam Industri Minuman. Ditjen AgroKimia Deperin. Semarang.
  • Peraturan Kepala BPOM RI No. 6 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pembawa. 2013. http://faolex.fao.org/docs/pdf/ins140031.pdf
  • Badan Pengawas Obat dan Makanan [BPOM]. 2007. Bijak dalam Menggunakan Kemasan Pangan.http://www.pom.go.id/mobile/index.php/view/berita/174/Bijak-dalam-Menggunakan-Kemasan-Pangan.html.
  • Acton, Q Ashton. 2011. Issues in pediatric and adolescent medicine research and practice. Atlanta: Scholarlyeditions.
  • AKG 2013
  • Venci B, Hodac N , Seung-Yeon L, Shidler M, Krikorin R. 2015. Beverage Consumption Patterns and Micronutrient and Caloric Intake from Beverages in Older Adults with Mild Cognitive Impairment. Journal of Nutrition in Gerontology and Geriatrics Volume 34, Issue 4. DOI: 1080/21551197.2015.1092375