Makanan Hitam, Amankah Dikonsumsi?

makanan hitam

Makanan hitam semakin populer di masyarakat. Berbagai rumah makan berinovasi untuk menciptakan makanan hitam guna menarik perhatian pembeli, mulai dariĀ  black hotdog, blacklisted burger, mie item, martabak hitam, hingga nasi goreng hitam. Untuk menciptakan warna hitam pada makanan ini, ada yang menggunakan tinta cumi-cumi, dan ada juga yang menggunakan arang bambu atau “Bamboo Charcoal“. Amankah arang bumbu ini dikonsumsi?

Berbeda dengan arang biasa yang merupakan sisa hasil pembakaran, arang bambu merupakan zat karbon dari arang yang sudah melalui tahap proses pemurnian sehingga tidak mengandung zat kimia lain. Dalam dunia medis, zat arang aktif umumnya digunakan untuk mengatasi gangguan pada sistem pencernaan, baik dari keracunan makanan atau overdosis obat-obatan. Zat arang aktif bekerja dengan cara menyerap seluruh zat pada sistem pencernaan. Oleh karena kemampuan daya serapnya yang tinggi, zat ini tidak baik untuk dikonsumsi terlalu sering karena zat-zat gizi yang bermanfaat untuk tubuh juga akan ikut terbawa dan dibuang sehingga berpotensi menyebabkan malnutrisi.

Zat arang ini masih aman apabila dikonsumsi dalam jumlah kecil. Akan tetapi, belum ada penelitian mengenai batas aman mengonsumsi arang bambu ini, sehingga Anda disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan hitam yang mengandung arang bumbu terlalu sering.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah penggunaan zat warna lainnya dalam bahan campuran olahan makanan hitam. Justru zat warna inilah yang harus diperhatikan karena berpotensi mengganggu kesehatan tubuh. Zat arang aktif yang dikonsumsi akan membuat feses berwarna hitam. Apabila feses berwarna lain, contohnya seperti warna jolly green, maka besar kemungkinan adanya penggunaan zat pewarna lain dalam bahan campuran olahan makanannya.

Kesimpulan

Apabila Anda mengonsumsi makanan hitam karena klaim penjual makanan/minuman adalah meningkatkan kesehatan pencernaan atau membantu detoksifikasi dengan adanya kandungan zat arang, maka klaim tersebut menyesatkan karena berpotensi berbahaya untuk kesehatan.

Proses detoksifikasi alami sudah dilakukan oleh organ-organ tubuh manusia jadi tidak ada keharusan mengonsumsi zat arang kecuali dalam kondisi medis tertentu seperti diare akibat keracunan makanan maupun obat-obatan.

Masyarakat sebaiknya lebih berhati-hati dalam menyaring informasi, terutama klaim yang berhubungan dengan kesehatan karena seringkali tidak benar atau terlalu dilebih-lebihkan.