Mitos Dalam Olahraga (Bagian 1)

Angkat beban female

Untuk mencapai tubuh yang bugar maka rutin berolahraga adalah salah satu syaratnya. Sayangnya masih banyak mitos terkait olahraga yang diyakini kebenarannya. Walau tidak membahayakan jiwa secara langsung, mitos-mitos ini dapat mengganggu proses untuk mencapai hasil yang optimal. Sebelum terlampau jauh meyakini kesalahpahaman tersebut, berikut ini beberapa mitos keliru tentang olahraga beserta pembahasannya.

  1. Latihan beban membuat wanita berotot besar seperti laki-laki

Perlu dipahami terlebih dulu bahwa otot memiliki kepadatan yang lebih tinggi daripada lemak namun tidak memerlukan banyak ruang. Jadi, dua wanita yang berat badannya sama bisa tampak sangat berbeda jika salah satu memiliki rasio otot atau lemak yang lebih tinggi. Berat karena otot adalah berat badan yang baik karena wanita akan lebih kuat, tampak lebih langsing, dan lebih fit. Kondisi ini juga membuat metabolisme lebih aktif, jadi dengan memiliki lebih banyak otot maka proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh akan lebih tinggi sehingga tubuh tetap ideal dan tidak mudah gemuk kembali.

Wanita tidak akan gampang dan hampir mustahil mempunyai badan yang berotot, karena pengaruh dari hormon estrogen yang sangat dominan dalam tubuh wanita dan kadar testosterone yang tidak setinggi pria, jadi jangan takut untuk memulai latihan beban. Apabila Anda pernah melihat wanita berotot dan kekar layaknya binaraga laki-laki, dapat dijamin 100% bahwa mereka memakai steroid atau memiliki kelainan genetik.

  1. Latihan kardio sebelum latihan beban

Pernyataan ini ternyata tidak selalu benar. Para ahli di University of Tokyo menyimpulkan bahwa sample yang melakukan latihan kekuatan 20 menit sebelum bersepeda statis bisa membakar lemak 10 persen lebih banyak selama latihan kardio Teorinya, ketika latihan beban, tubuh akan menghasilkan hormon yang membantu melepaskan lemak dari cadangan tubuh.

  1. Peregangan sebelum olahraga

Teknik ini rupanya tidak tepat karena peregangan statis dapat mengurangi fleksibilitas selama satu jam setelah melakukannya. Lebih baik melakukan pemanasan dinamis berupa lari santai selama beberapa menit dan melakukan gerakan ringan selama berolahraga.

  1. Denyut jantung maksimal saat berolah raga adalah 220-usia

Hal ini tidak berlaku bagi kaum perempuan. Para peneliti dari Northwestern University, Chicago, menyatakan bahwa perhitungan tersebut cukup tinggi pada perempuan.
Sekarang ada perhitungan baru yang dikemukakan Dr. Martha Gulati, yakni denyut jantung maksimum perempuan = 206 – (88 persen dari usia). Jadi, kalau Anda berusia 32 tahun, denyut jantung maksimum adalah 178.

  1. Sit-up menghilangkan lemak perut

Hal ini tidak sepenuhnya benar. Pada lapisan perut terdapat lapisan otot dan usus. Pengaruh langsung dari sit up adalah membentuk otot menjadi lebih kuat. Sit-up bukan menjadi target penurunan berat badan di area tersebut. Untuk membakar lemak, Anda tetap harus melakukan latihan kardiovaskular dan weight training.

  1. Latihan kardiovaskular adalah olahraga yang paling baik bagi jantung

Kenyataannya, hasil penelitian di Harvard University menunjukkan bahwa latihan beban selama 30 menit atau lebih selama seminggu juga dapat menurunkan risiko penyakit jantung hingga 23 persen. Setiap latihan yang meningkatkan sirkulasi darah tetap memiliki manfaat bagi jantung.

  1. Kalori yang terbakar berjalan kaki = berlari

Jalan-Kaki

Jarak yang ditempuh bisa jadi sama, tetapi kalori yang dibakar belum tentu. Peneliti di Syracuse University, New York, menjumpai pelari membakar kalori lebih banyak 30 persen daripada yang berjalan kaki dengan jarak sama.

  1. Tidak banyak berkeringat = belum cukup latihan

Berkeringat tidak selalu menjadi indikator bahwa Anda sudah menguras banyak tenaga. Keringat adalah cara tubuh untuk mendinginkan diri. Jadi mungkin saja seseorang tidak terlalu banyak berkeringat meski kalori yang terbakar sudah banyak.Tubuh malah bisa dehidrasi dan lemas jika mengeluarkan terlalu banyak cairan. Jika tubuh mengeluarkan banyak keringat akibat olahraga, jangan lupa mengisi ulang cairan tubuh dengan minum air putih maupun minuman isotonik. Minuman yang mengandung elektrolit ini efektif menjaga keseimbangan cairan yang masuk dan keluar tubuh.

  1. Mandi air hangat usai olahraga

Air dingin justru lebih efektif dalam mengurangi rasa nyeri keesokan harinya. Kebanyakan otot terasa nyeri akibat peradangan dan panas akan menambah nyeri tersebut.

  1. Olahraga pada malam hari berbahaya untuk paru-paru

Hanya satu pengaruh negatif dari olahraga malam, yaitu mengganggu jam tidur. Setelah berolahraga tubuh cenderung lebih segar dan detak jantung meningkat sehingga butuh waktu cukup lama (sekitar dua jam) untuk mengembalikan detak jantung pada level sebelumnya agar tidur menjadi nyenyak.Olahraga malam justru dianjurkan karena bersuhu sejuk dan tidak ada heat stress. Sebaliknya, hindari berolahraga di siang hari karena ada additional stress berupa suhu panas kecuali .

Itulah sebagian dari banyak mitos olahraga yang beredar di masyarakat. Walau seringkali didukung oleh penjelasan yang logis, mitos tetaplah mitos dan tidak terbukti secara penelitian. Untuk itu, waspadalah dengan kebenaran informasi yang Anda peroleh.

Writer  : Novia Akmaliyah, S.Gz

Editor & Proofreader: Jansen Ongko, MS.c, RD