Tanda dan Solusi Anak Mengalami Stress

Anak stress

Tidak hanya orang dewasa, stress juga dapat dirasakan anak-anak. Ketika hal tersebut terjadi, terdapat beberapa tanda yang dilakukan anak. Oleh karena itu, ada baiknya sebagai orang tua lebih mengenali perubahan yang dialami anak sehingga dapat mengatasi stress pada anak sedini mungkin.

Penelitian terbaru menyatakan bahwa 1 dari 10 anak berusia 5-16 tahun mengalami gangguan kesehatan mental seperti stress, cemas berlebihan, dan depresi. Satu dari tiga anak yang mengalami kondisi tersebut juga dilaporkan mengalami gejala yang semakin parah.

Sama halnya seperti orang dewasa, stress pada anak juga disebabkan karena pengalaman buruk seperti bullying, persaingan antar saudara, perceraian orangtua, tekanan dari lingkungan sekitar, atau pindah rumah. Hal ini dapat berakibat buruk bagi anak, sehingga orangtua perlu mewaspadainya.

Adapun tanda-tanda yang dialami anak ketika sedang stress adalah sebagai berikut:

  • Ingin Bolos Sekolah

Anak tidak ingin masuk sekolah mungkin hal yang wajar apabila dilakukan sesekali, akan tetapi apabila terus-terusan terjadi, orangtua harus waspada. Banyak hal yang dapat membuat anak stress di sekolah dan membuatnya ingin bolos. Misalnya ujian, intimidasi di sekolah, bullying, atau tekanan dari orangtua dan guru.

  • Prestasi Menurun

Menurunnya prestasi belajar anak merupakan salah satu tanda yang dapat dilihat orangtua untuk mengetahui anak sedang stress atau tidak. Hal ini dikarenakan stress yang dialami anak dapat mempengaruhi prestasi belajarnya, misalnya tidak mengerjakan tugas, nilai ujian anak yang menurun drastis dan tidak seperti biasanya. Data dari National Society for the Prevention of Cruelty to Children (NSPCC) menunjukkan bahwa kekhawatiran akademik adalah penyebab stress pada hampir 50% anak sekolah.

  • Kebiasaan Makan Berubah

anak-tidak-suka-sup-_110722101023-272

Makanan seringkali menjadi pelarian ketika anak stress. Ada dua hal yang dapat terjadi, yaitu anak lebih banyak makan agar mereka mendapatkan kenyamanan atau anak justru tidak nafsu makan karena sedang tertekan.

  • Anak Menyatakan Dirinya Sakit Secara Fisik

Sakit fisik memang dapat timbul akibat stress, seperti sakit kepala atau sakit perut. Apabila hal ini sering terjadi pada anak  atau intensitasnya meningkat, bisa jadi anak mengalami stress. Anak yang cenderung gelisah juga harus lebih diperhatikan, karena berpotensi  menunjukkan sedang stress.

  • Tidak Tidur Sepanjang Malam

Anak yang mengalami stress cenderung memiliki kualitas tidur yang buruk. Jika di siang hari anak cepat lelah atau mengantuk, perlu diliihat kembali bagaimana pola tidur malam anak. Kondisi stress juga dapat menyebabkan anak mengompol pada malam hari.

  • Mempunyai Pandangan Negatif

Anak yang sedang stress seringkali berusaha mencari perhatian, baik itu dengan terlihat sedih, bahagia, atau justru nakal. Oleh karena itu, sebagai orangtua harus lebih peka menghadapi kondisi tersebut.

Apabila tanda-tanda di atas terlihat pada anak, coba dekati dan ajak anak mengobrol. Jika anak mengatakan tidak ada apa-apa, maka ajak mereka memilliki quality time bersama Anda sehingga anak bisa lebih terbuka.

Dampak Stress pada Anak

Stress pada anak yang tidak segera diatasi dapat menimbulkan dampak negatif bagi mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak negatif dari stress lebih banyak terjadi pada anak berumur di bawah 10 tahun.

Stress yang terjadi secara berkepanjangan sangat membahayakan kesehatan dan perkembangan mental anak, seperti:

  • Menurunnya sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit dan infeksi
  • Merusak sistem pencernaan
  • Menghambat pertumbuhan
  • Merusak emosi, perkembangan fisik, dan sel otak anak

Cara Mengatasi Stress pada Anak

Orangtua memiliki peran penting untuk mengatasi stress pada anak. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua untuk mencegah serta mengurangi stress pada anak:

Nutrisi-Penting-Untuk-Anak

  • Cukup istirahat dan asupan yang baik membantu anak mengatasi stress.
  • Menyediakan waktu yang berkualitas dengan anak setiap hari. Biarkan anak mengutarakan masalah yang sedang dihadapi dan menuliskannya. Ajarkan anak untuk mentransfer strategi pengendalian stress kepada situasi yang lain, dengan demikian anak akan merasa sangat berarti bagi orang tuanya.
  • Sebelum anak menghadapi hal-hal baru dalam keluarga yang dapat menyebabkan stress (misalnya kelahiran anggota keluarga baru), maka diperlukan bantuan orang tua mempersiapkan anak dengan cara untuk memberikan pemahaman tentang hal-hal baru yang akan terjadi dalam keluarga. Hal ini akan menolong mengurangi beban stress anak.
  • Seni dapat membantu anak mengatasi stress, menyediakan lingkungan yang mendukung bagi anak dimana mereka dapat bermain atau mengekpresikan bakat seninya dapat menjadi solusi.
  • Mengajarkan kepada anak-anak teknik relaksasi (beristirahat). Berikan saran-saran seperti: ‘tarik napas yang dalam’, ‘berhitung mendur’, ‘tarik dan regangkan otot-ototmu’, atau membayangkan tempat-tempat yang disukai untuk dikunjungi dan menghayal mengunjungi tempat-tempat tersebut’.
  • Melatih anak untuk lebih mengenali diri sendiri dengan berbicara pada diri sendiri (self-talk skills) seperti ‘saya akan mencoba’, ‘saya mampu melakukannya’. Hal ini akan menolong anak dalam mengendalikan stress mereka.
  • Berilah pujian pada anak ketika mereka melakukan hal-hal yang baik.
  • Jangan memberikan beban yang berlebihan kepada anak dengan aktivitas dan tanggung jawab di luar sekolah. Biarkan anak-anak untuk belajar mengatur waktu mereka dengan baik. Jangan meminta anak untuk selalu menjadi nomor satu dalam segala hal.
  • Berikanlah contoh dan teladan yang baik kepada anak sehingga mereka akan meniru tingkah laku orang tuanya. Tunjukkan kepada anak keahlian untuk mengontrol pengendalian diri dan keahlian untuk mengendalikan stress. Dengan melihat hal ini akan memberikan keuntungan bagi anak karena nantinya mereka akan mampu mengendalikan stres mereka secara baik.

Pengetahuan dan pemahaman yang benar mengenai hal-hal yang berkaitan dengan stress pada anak seperti tanda-tanda atau gejala stress, faktor penyebab, berbagai dampak yang ditimbulkan dan berbagai metode pengendalian merupakan informasi yang sangat bermanfaat bagi orang tua dalam menerapkan strategi yang tepat untuk mencegah dan mengurangi stress yang terjadi pada anak.

Semoga bermanfaat.

Writer     : Novia Akmaliyah, S.Gz

Editor & Proofreader : Jansen Ongko, MS.c, RD

Referensi:

  • Hidayati N. 2010. Mengatasi stres pada anak. [tersedia pada: http://www.niahidayati.net/mengatasi-stres-pada-anak.html]
  • Kartikawati E. 2011. Kenali 8 penyebab stres pada anak. [tersedia pada: http://wolipop.detik.com/read/2011/06/08/100409/1655530/857/kenali-8-penyebab-stres-pada-anak]
  • Miller GE, Chen E, Parker KJ. 2011. Psychological stress in childhood and susceptibility to the chronic diseases of aging: moving toward a model of behavioral and biological mechanisms. Psychol Bull. 137 (6): 959-97. DOI: 10.1037/a0024768
  • Sukmasari RN. Hai Ayah dan Ibu, yuk kenalli tanda-tanda anak sedang stres. [tersedia pada: http://health.detik.com/read/2016/04/15/150351/3188894/764/hai-ayah-dan-ibu-yuk-kenali-tanda-tanda-anak-sedang-stres].
  • Umberson D, Williams K, Powers DA, Liu H, Needham B. 2005. Stress in childhood and adulthood: Effects on marial quality over time. J Marriage Fam. 67 (5): 1332-1347