Amankah Mengonsumsi Monosodium Glutamat?

Monosodium_glutamate_crystals

Monosodium Glutamat, atau yang lebih dikenal dengan MSG sudah tidak asing lagi di telinga. Berbagai kontroversi muncul mengenai MSG, terutama kaitannya dengan kesehatan. Banyak yang menganggap bahwa konsumsi MSG dapat menyebabkan sakit kepala, asma, bahkan kerusakan otak, Namun sumber lain ada juga yang mengatakan bahwa MSG aman dikonsumsi. Lantas manakah yang benar?

Artikel ini akan membahas MSG dan hubungannya terhadap kesehatan manusia, baik manfaat maupun efek sampingnya.

Apa itu MSG?

Monosodium Glutamat (MSG) adalah garam natrium dari asam amino berupa asam glutamat, yang merupakan salah satu asam amino yang paling banyak di alam. Glutamat merupakan asam amino non-esensial yang secara alami terdapat pada tubuh manusia. Selain itu,  glutamat juga ditemukan pada hampir semua makanan.

MSG berbentuk bubuk kristal putih yang terlihat menyerupai gula dan garam meja. Glutamat pada MSG dibuat  melalui fermentasi pati. Tidak terdapat perbedaan kimia antara glutamat di MSG dan glutamat dalam makanan alami, namun gluttamat dalam MSG lebih mudah diakses oleh tubuh karena tidak terikat dalam molekul protein besar yang harus dipecah terlebih dahulu.

MSG dapat meningkatkan rasa gurih atau umami dari makanan. Umami merupakan rasa dasar kelima pada alat indera perasa manusia, sama sepeti manis, asam, asin, dan pahit.

Rata-rata asupan harian MSG di Amerika Serikat dan Inggris sekitar 0,55-0,58, sedangkan di Jepang dan Korea berkisar 1,2-1,7 gram.

Mengapa MSG Dianggap Berbahaya?

Glutamat berfungsi sebagai neurotransmitter atau penghubung informasi ke jaringan otak sehingga dapat menggerakkan sel-sel saraf untuk menyampaikan sinyal. Beberapa peneliti berpendapat bahwa MSG menyebabkan kadar glutamat berlebihan pada otak sehingga mengakibatkan stimulasi yang berlebihan juga dari sel-sel saraf. Inilah yang memicu ketakutan masyarakat terhadap MSG.

Peningkatan aktivitas glutamat pada otak memang dapat menyebabkan kerusakan otak. Konsumsi MSG dosis tinggi dapat meningkatkan kadar glutamat mencapai 556%. Namun konsumsi glutamat pada makanan tidak mempengaruhi kerusakan otak pada manusia karena glutamat pada makanan tidak dapat melintasi penghalang yang terdapat pada otak sehingga aktivitas glutamat tidak meningkat. Konsumsi MSG dengan dosis tepat dan tidak berlebihan tidak akan bertindak sebagai excitoksin yang menyebabkan kerusakan otak.

Beberapa Orang Sensitif Terhadap MSG

blonde-woman-holding-a-handful-of-french-fries

Ada beberapa orang yang mungkin mengalami efek samping setelah mengonsumsi MSG, kondisi ini disebut sindrom restoran Cina atau gejala MSG kompleks. Konsumsi MSG dalam jumlah sedikit langsung memberikan efek seperti sakit kepala, kesemutan/mati rasa, lemas, dan  kram otot.

Penelitian menunjukkan bahwa sensitivitas MSG memang dapat terjadi. Konsumsi 3 gram MSG dalam satu kali makan dapat menyebabkan gejala-gejala di atas. Namun 3 gram adalah dosis yang sangat besar, sekitar 6 kali rata-rata asupan harian di Amerika Serikat.

Konsumsi MSG dosis berlebihan dapat menyebabkan glutamat dapat menyeberangi penghalang darah pada otak dan berinteraksi dengan neuron sehingga menyebabkan pembengkakkan saraf dan cedera. MSG juga dapat menyebabkan serangan asma pada individu yang sensitif MSG.

MSG dapat Meningkatkan Rasa dan Mempengaruhi Asupan Kalori

Makanan tertentu dapat lebih enak dan mengenyangkan daripada makanan lain. Penelitian menunjukkan bahwa menambahkan MSG pada makanan dapat meningkatkan rasa kenyang dan membantu seseorang makan lebih sedikit.

Hal ini dikarenakan rasa umami yang terdapat pada MSG dapat membantu mengatur nafsu makan dengan merangsang reseptor pada lidah dan dinding saluran pencernaan. Inilah yang memicu pelepasan hormon nafsu makan sehingga asupan kalori dapat menurun.

 

Apakah MSG Menyebabkan Obesitas atau Kerusakan Metabolik

lemak perut

Asupan MSG dikaitkan dengan penambahan berat badan. Penelitian pada tikus menunjukkan bahwa MSG dosis tinggi yang disuntikkan ke dalam otak tikus akan menyebabkan tikus menjadi gemuk.

Di Cina, peningkatan konsumsi MSG berhubungan dengan kenaikan berat badan, dengan asupan MSG rata-rata 0,33-2,2 gram per hari. Namun, penelitian di Vietnam menyatakan bahwa rata-rata asupan 2,2 gram MSG per hari tidak berhubungan dengan kelebihan berat badan. Penelitian yang dilakukan di Thailand yang menghubungkan asupan MSG dengan sindrom metabolik juga masih memiliki sejumlah kelemahan, sehingga belum ada penelitian yang akurat mengenai dampak MSG  terhadap obesitas atau kerusakan metabolik.

 

MSG Tampak Tidak Berbahaya

Kontroversi mengenai bahaya MSG sampai saat ini masih dijumpai di masyarakat, apakah MSG 100% aman dikonsumsi atau dapat menyebabkan kerusakan otak.

Melihat bukti-bukti ilmiah, cukup jelas bahwa MSG aman dikonsumsi dengan dosis yang tepat. Konsumsi MSG yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan otak. Apabila Anda merasa sensitifcMSG, maka sebaiknya Anda menghindarinya. Bijaklah dalam mengonsumsi MSG sesuai dengan kondisi tubuh.l

 

Writer  : Novia Akmaliyah, S.Gz

Editor & Proofreader: Jansen Ongko, MS.c, RD

Referensi         :

  • Hawkins RA. 2009. The blood-brain barrier and glutamate. Am J Clin Nutr. 90 (3): 867S-874S. DOI: 10.3945/ajcn.2009.27462BB. Epub 2009 Jul 1
  • http://www.fda.gov/Food/IngredientsPackagingLabeling/FoodAdditivesIngredients/ucm328728.htm
  • Insawang T, et al. Monosodium glutamate (MSG) intake is associated with the prevalence of metabolic syndrome in a rural Thai population. Nutr Metab (Lond). Vol 9: 50.
  • Leech J. 2015. MSG (Monosodium Glutamate): Good or Bad?. [tersedia pada: http://authoritynutrition.com/msg-good-or-bad]
  • Luscombe-Marsh ND. Smeets AJ, Westerterp-Plantenga MS. 2009. The addition of monosodium glutamate and inosine monophosphate-5 to high-protein meals: effects on satiety, and energy and macronutrient intakes. Br J Nutr. 102 (6): 929 – 37. doi: 10.1017/S0007114509297212. Epub 2009 Mar 9.
  • Masic U. Yeomans MR. 2014. Umami flavor enhances appetite but also increases satiety. Am J Clin Nutr. 100 (2): 532-8. doi: 10.3945/ajcn.113.080929. Epub 2014 Jun 18.
  • Thu Hien VT. Thi Lam N. Cong Khan N. Wakita A. Yamamoto S. 2013. Monosodium glutamate is not associated with overweight in Vietnamese adults. Public Health Nutr. 16 (5): 922-7. DOI: 10.1017/S1368980012003552. Epub 2012 Aug 16.
  • Xiong JS. Branigan D. Li M. 2009. Deciphering the MSG controversy. Int J Clin Exp Med. 2 (4): 329 – 336.
  • Yeomans MR, Gould NJ, Mobini S, Prescott J. 2008. Acquired flavor acceptance and intake facilitated by monosodium glutamate in humans. Journal of Physiology & Behavior. Vol 93, Issues 4-5. 958-966. DOI: 10.1016/j.physbeh.2007.12.009
  • Zhou Y, Yang M, Dong BR. 2012. Monosodium glutamate avoidance for chronic asthma in adults and children. Cochrane Database Syst Rev. 13; 6. doi: 10.1002/14651858.CD004357.pub4.