Diet Rawfood, Amankah?

raw food diet

Diet rawfood merupakan salah satu diet yang cukup populer. Mengonsumsi makanan mentah seperti anjuran diet ini dipercaya dapat memberikan berbagai manfaat kesehatan. Namun, karena makanan yang dikonsumsi adalah makanan mentah, amankah menjalani diet ini? Tim Lagizi akan membahasnya.

Pengertian Rawfood Diet

raw food

Seperti namanya, diet raw food adalah diet dimana pelakunya hanya mengonsumsi makanan mentah atau hanya melalui sedikit proses pengolahan dengan panas tidak lebih dari 40 derajat celcius. Hal ini dikarenakan panas yang lebih dari 40 derajat celcius diklaim dapat menghancurkan enzim yang membantu tubuh memecah nutrisi. Diet ini dipercaya dapat meningkatkan pencernaan sehingga makanan dapat lebih mudah diserap tubuh dan membantu mengurangi risiko penyakit kronis.

Diet rawfood ini sebenarnya ada beberapa jenis, yaitu rawfood vegan, vegetarian, karnivora, dan omnivora. Namun, untuk di Indonesia sendiri yang sedang menjadi tren belakangan ini adalah rawfood vegan (tidak mengonsumsi makanan dari hewan sama sekali), dan rawfood vegetarian (produk hewan yang dikonsumsi hanyalah telur dan susu).

Perlu dipahami beberapa dari sumber makanan berpotensi tidak aman dikonsumsi dalam keadaan mentah, karena masih mengandung zat tertentu yang dapat menyebabkan efek merugikan. Makanan yang tidak disarankan untuk masuk ke dalam menu diet rawfood antara lain, kacang merah, singkong, kacang polong, kacang kapri, telur mentah, daging mentah dan susu yang tidak dipasteurisasi.

Terdapat juga makanan yang sebaiknya direndam terlebih dahulu sebelum dikonsumsi seperti oat mentah atau quinoa mentah. Kacang seperti kacang mede, kacang almond, atau hazelnut juga sebaiknya direndam dalam air terlebih dahulu. Perendaman ini berfungsi untuk menghilangkan rasa pahit serta menjadikan kacang lebih mudah dicerna meskipun dikonsumsi mentah. Proses perendaman ini dapat menggantikan proses pemanggangan yang biasanya digunakan untuk mengolah kacang. Selain itu, penting untuk selalu mencuci bahan makanan agar terhindar dari cemaran pestisida. (http://lagizi.com/solusi-menghilangkan-pestisida-buah-dan-sayur/)

Manfaat Diet Rawfood

Diet jenis ini sebenarnya masih dalam penelitian lebih lanjut. Beberapa peneliti melihat manfaat diet raw food dari pola makan yang dijalani oleh vegetarian. Berikut ini adalah beberapa manfaat yang ditawarkan oleh diet raw food.

  • Menurunnya risiko penyakit jantung.
  • Berkurangnya konsumsi lemak jenuh.
  • Menurunkankolesterol jahat/LDL.
  • Menurunkan indeks massa tubuh yang juga berarti menjaga tubuh dari kemungkinan kelebihan berat badan.
  • Menurunkan gejala dari fibromyalgia.
  • Kulit terlihat lebih segar.
  • Fungsi pencernaan akan meningkat karena meningkatnya konsumsi serat.

Selain beberapa manfaat di atas, diet rawfood ini juga apabila dilakukan dengan benar akan memberikan energi yang cukup bagi tubuh, sehingga tidak perlu khawatir bahwa diet raw food ini bisa membuat tubuh menjadi lemas.

Amankah Menjalani Diet Rawfood?

Meskipun diklaim dapat meningkatkan kesehatan, tetapi sama seperti jenis-jenis diet lainnya, diet makanan mentah bukan tanpa risiko. Beberapa hal yang harus diperhatikan jika mau menjalani raw food diet adalah:

osteoporosis-hip

  • Karena tidak dimasak, bahan makanan yang dikonsumsi mungkin mengandung toksik dan parasit yang berpotensi berbahaya. Proses membersihkan bahan makanan yang tidak menyeluruh dapat meningkatkan risiko keracunan makanan. Dan ada jenis makanan yang memang sebaiknya tidak dimakan mentah-mentah, misalnya singkong, daging, dan susu. Daging mentah yang tidak diolah dengan baik dapat mengandung bakteri, parasit, dan virus yang berbahaya. Susu yang tidak melalui proses pemanasan juga dapat mengandung Mycobacteria bovis, yang dapat menyebabkan penyakit TB non paru.
  • Diet raw food memungkinkan seseorang akan mengalami defisiensi vitamin B12. Vitamin ini berperan dalam menjaga fungsi otak serta produksi sel darah merah dan sintesis DNA. Vitamin B12 hanya dapat ditemukan dalam produk hewani seperti daging, susu, dan ikan. Jenis makanan ini merupakan tipe makanan yang sulit untuk dikonsumsi oleh mereka yang menjalankan raw food dietsehingga risiko mengalami defisiensi vitamin B12 meningkat.
  • Risiko osteoporosis juga mungkin meningkat. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kepadatan tulang adalah konsumsi kalsium dan vitamin D yang kurang dari cukup serta berat badan yang kurang. Dalam raw food diet, makanan utamanya adalah jenis makanan yang rendah kalori seperti sayur dan buah-buahan. Meskipun kalsium dapat diperoleh dari sayuran berdaun hijau gelap (seperti brokoli) tetapi jumlah sayur yang harus dikonsumsi menjadi lebih banyak. Berbeda dengan kalsium yang terdapat dalam susu. Satu gelas susu saja sudah bisa menyumbang 300 mg kalsium.

Semua orang yang tidak mengalami masalah kesehatan dapat menerapkan diet ini. Karena jika menerapkan diet ini, risiko kekurangan protein, zat besi, kalsium, dan jenis vitamin dan mineral seperti B12 dapat terjadi.

Selain itu, agar diet ini berjalan optimal, yang paling penting adalah konsisten dalam melakukannya. Diperlukan komitmen yang tinggi untuk melakukan perubahan pola makan. Bukan hanya komitmen untuk melakukan perubahan pola makan, melainkan juga komitmen rutin melakukan olahraga dan komitmen untuk istirahat secara teratur.

 

Semoga bermanfaat.

Writer  : Novia Akmaliyah, S.Gz

Editor & Proofreader: Jansen Ongko, MS.c, RD

Referensi         :

  • http://health.usnews.com/best-diet/raw-food-diet
  • http://www.alodokter.com/sehat-dan-cantik-dengan-diet-raw-food
  • https://draxe.com/raw-food-diet/
  • Robinson KM. Raw Foods Diet. [tersedia pada: http://www.webmd.com/diet/a-z/raw-foods-diet]
  • Wong C. 2017. Foot to eat on a raw food diet. [tersedia pada: https://www.verywell.com/food-to-eat-on-the-raw-food-diet-89921]